Analis Sinarmas Future, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa pergerakan tipis rupiah kemarin menunjukkan pasar masih berkonsolidasi menghadapi event penting pengumuman hasil rapat moneter The Fed yang akan dirilis tanggal 2 dinihari.
“Hari ini pun rupiah kemungkinan masih berkonsolidasi di kisaran yang sempit,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa, 31 Januari 2023.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Berpeluang Menguat terhadap Dolar AS
Dia menjelaskan pelaku pasar menunggu pernyataan terbaru dari Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, terkait kebijakan moneternya ke depan. Powell bisa jadi akan kembali menegaskan sikap The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga tinggi untuk menekan inflasi AS. “Pernyataan yang sangat hawkish atau mengindikasikan kenaikan suku bunga lagi bisa mendorong kembali penguatan dollar AS,” jelasnya.
Di sisi lain, jelasnya, penguatan rupiah bisa terbantu oleh mulai menggeliatnya perekonomian China. Pagi ini survei aktivitas manufaktur dan non manufaktur China bulan Januari menunjukkan aktivitas yang bertumbuh, berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya yang menunjukan kontraksi.
“Ini selaras dengan ekspektasi paaar sebelumnya bahwa potensi resesi perekonomian global mungkin tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya,” katanya.
Lebih lanjut, Ariston memperkirakan potensi pergerakan rupiah terhadap dolar AS hari ini ke arah Rp14.940 per dolar AS, dengan resisten di kisaran Rp15.000 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News