Melalui Daily Write Up bertajuk Bank Mandiri (BMRI IJ) – FY2022 result review: Reaching new highs, analis Mirae Sekuritas, Handiman Soetoyo, menuturkan pada 4Q22, BMRI membukukan laba bersih flat sebesar Rp10,5 triliun (+0,7% qoq), didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang kuat namun diimbangi dengan lonjakan beban bunga.
Sementara itu, pertumbuhan pendapatan non-bunga yang kuat juga diimbangi oleh pertumbuhan Opex yang tinggi secara musiman.
|Baca juga: Kualitas Aset Bank Mandiri Terus Membaik
Adapun laba bersih FY2022 mencapai rekor tertinggi Rp41,2 triliun (+46,9% yoy), didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga, beban bunga yang terkendali, dan beban provisi yang lebih rendah. Hasilnya sesuai dengan estimasi Mirae Sekuritasi dan konsensus, masing-masing mencapai 103,0% dan 104,5%.
NIM konsolidasi Bank Mandiri meningkat menjadi 5,47% pada FY2022 (FY2021: 5,09%; 9M22: 5,42%), sedangkan pertumbuhan kredit mencapai dua digit di semua segmen. Anak usahanya, BRIS, membukukan pertumbuhan tertinggi sebesar 21,3% yoy.
Untuk NPL bruto Bank Mandiri tercatat menurun menjadi 1,9% pada Desember 2022 (Desember 2021: 2,7%; September 2022: 2,2%). BMRI membukukan beban provisi yang stabil di 4Q22 sebesar Rp4,3 triliun (3Q22: Rp4,2 triliun), yang Handiman yakini akan menempatkan bank pada posisi yang nyaman untuk menghadapi ketidakpastian di tahun 2023. NPL coverage sekarang mencapai 285% dengan LAR coverage di 46%.
Dengan fundamental dan likuiditas yang lebih kuat, Handiman yakin BMRI akan fokus pada pertumbuhan kredit maupun simpanan. Sementara itu, kualitas aset akan terus membaik. Didukung oleh NPL/LAR coverage yang tinggi, Handiman mungkin akan melihat biaya provisi yang lebih rendah di tahun 2023.
“Kami mempertahankan rekomendasi Beli dengan TP Rp12.300, mencerminkan target P/B 2,0x. Katalis jangka pendek adalah pengumuman dividen (perkiraan yield: 6,9%).”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News