1
1

Prospek Cerah Saham CPO, AALI, TAPG, DSNG Layak Dikoleksi

Ilustrasi. | Foto: Ist
Media Asuransi, JAKARTA – Saham-saham sektor komoditas CPO diperkirakan prospektif seiring dengan potensi kenaikan harga CPO di pasar global.

Analisis Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani, menerangkan bahwa berdasar data trading economics, harga komoditas CPO terpantau kembali mencatatkan penguatan. Saat ini harga CPO berada di level MYR4.226 per ton, tumbuh melesat 12,66% (per  23 Februari 2023).

“Kenaikan harga CPO tersebut disebabkan oleh tingginya permintaan pada tingkat global di tengah pasokan yang terbatas. Ekspor minyak sawit Malaysia naik 27,7%-33,1% yoy sepanjang 20 hari pertama bulan Februari 2023.”

Dari sisi produksi, jelas Chisty, produksi CPO Malaysia dilaporkan turun hampir mencapai 15% menjadi 1,39 juta ton pada periode Januari 2023, dan merupakan jumlah produksi terendah dalam setahun disebabkan oleh gangguan panen akibat cuaca yang buruk.

|Baca juga: Kemendag: Harga Referensi CPO Turun, ini Penyebabnya

Adapun saat ini faktor terbatasnya produksi global salah satunya disebabkan oleh Indonesia. Indonesia merupakan negara eksportir minyak sawit mentah tengah memberlakukan pengetatan ekspor Indonesia guna meningkatkan DMO minyak sawit menjadi 50%.

Kebijakan ini diambil untuk menjaga pasokan dalam negeri cukup tersedia menjelang hari raya Idul Fitri, yang secara historis konsumsi dalam negeri dapat meningkat. Indonesia pun telah efektif melaksanakan implementasi peningkatan persentase campuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar solar dari sebelumnya 30% (B30) menjadi 35% (B35) per awal Februari 2023.

Dengan adanya implementasi tersebut, terang Chisty, maka produksi CPO akan diutamakan untuk pasar domestik dan menurunkan rasio ekspor CPO. Hal ini menyebabkan harga CPO global berpotensi naik akibat terbatasnya pasokan di tengah tingginya permintaan dari China dan India.

Faktor lainnya juga disebabkan kenaikan harga minyak subtisusi CPO, yaitu minyak nabati khususnya minyak kedelai. Argentina sebagai produsen utama minyak kedelai di dunia saat ini sedang dilanda musim kering yang menyebabkan berkurangnya hasil panen.

Menurut Chisty, prospek CPO ke depan masih kian positif mengingat minyak sawit merupakan bahan baku untuk berbagai produk mulai dari kue, minyak goreng, produk-produk pembersih hingga kosmetik.

|Baca juga: Pemerintah Turunkan Tarif Pungutan Ekspor CPO Jadi USD 0

“Dalam jangka Panjang prospek komoditas CPO sangat bergantung kepada regulasi yang ditetapkan Pemerintah untuk menjaga harganya tinggi dan dari sisi produksi sangat bergantung kepada musim.”

Rekomendasi

1. AALI (Buy on weakness)
Support : 8.225-8.250

Resistance : 8.525
Cut loss : 8.125

Dalam tren bullish jangka menengah, membentuk bullish engulfing candle yang merupakan sinyal bullish continuation dengan stochastic goldencross di area netral dan MACD memberi sinyal bullish.

2. TAPG (Buy)
Support : 625

Resistance : 670
Cut loss : 610

Bergerak sideways ditutup di atas MA 5, 20 dan 50 nya dengan stochastic di area netral dan MACD line dan bar histogram dalam momentum positif. Berpotensi menguat secara jangka pendek.

3. DSNG (Buy)

Support : 660
Resistance : 690
Cut loss : 620

Pada fase uptrend jangka menengah, muncul morning star candle dengan konfirmasi volume naik. Stochastic di area netral dan MACD bearish terbatas, sinyal bullish continuation melanjutkan tren bullish mid term.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BCA Expoversary 2023 Dukung Seluruh Generasi Punya Rumah Impian
Next Post 4 Hal yang Perlu Anda Persiapkan Sebelum Merantau ke Jakarta

Member Login

or