1
1

Sektor Manufaktur ASEAN Terus Berekspansi

Para pekerja pabrik Konveksi sedang melakukan produksi. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Sektor manufaktur ASEAN melaporkan perbaikan lebih lanjut pada kondisi pengoperasian pada bulan Februari 2023, karena ekspansi output dan permintaan baru mendapatkan momentum.

Selain itu, ketenagakerjaan naik untuk pertama kali sejak bulan Oktober lalu. Yang menggembirakan, waktu pengiriman dari pemasok stabil pada bulan Februari, karena indeks yang disesuaikan secara berkala naik selama dua bulan berjalan. Sehingga mengakhiri periode penurunan kinerja vendor selama tiga tahun.

Headline Purchasing Managers’ Index (PMI™) Manufaktur ASEAN dari S&P Global tercatat di wilayah ekspansi selama tujuh belas bulan berjalan pada bulan Februari. Terlebih lagi, laju pertumbuhan di seluruh sektor membaik dari posisi rendah bulan Desember 2022, dengan indeks kenaikan dari 51,0 pada bulan Januari ke angka 51,5.

Pertumbuhan dilaporkan di seluruh negara ASEAN peserta survei kecuali dua negara, dengan Thailand memimpin ekspansi selama dua bulan berjalan pada bulan Februari. Kondisi pengoperasian di Thailand membaik pada laju tercepat kedua dalam rekor (indeks di angka 54,8).

Sektor manufaktur Filipina mencatat perbaikan terbaik kedua pada kondisi pengoperasian. Laju kenaikan (52,7) sedikit turun dari posisi tertinggi dalam tujuh bulan pada bulan Januari, namun masih kuat secara historis.

|Baca juga: Indeks Manufaktur Indonesia Turun Tipis pada Februari 2023

Di posisi ketiga gabungan, sektor manufaktur Indonesia dan Vietnam keduanya mencatat pertumbuhan tingkat sedang dengan data PMI 51,2 pada bulan Februari. Sementara itu Myanmar kembali ke wilayah ekspansi pada bulan Februari (51,1), setelah sembilan bulan penurunan kondisi bisnis secara berturut-turut. Singapura jatuh ke wilayah kontraksi selama dua kali dalam tiga periode survei terakhir.

Sementara tingkat penurunan kondisi pengoperasian hanya pada kisaran marginal (49,7), penurunan merupakan pergeseran besar dari tingkat pertumbuhan yang kuat yang terlihat dalam satu setengah tahun terakhir.

Terakhir, Malaysia merupakan negara dengan kinerja terburuk selama dua bulan berturut-turut. Kesehatan sektor kini terus menurun setiap bulan sejak bulan September lalu. Namun, data headline PMI terkini 48,4 menunjukkan kontraksi paling ringan dalam empat bulan.

Setelah headline PMI turun ke posisi terendah dalam 15 bulan pada bulan Desember, sektor manufaktur ASEAN terus menguat pada pertengahan kuartal pertama 2023. Pertumbuhan sebagian besar berasal dari kenaikan kuat pada tingkat produksi. Output manufaktur naik pada laju tercepat dalam empat bulan, dengan kenaikan terkini memperpanjang periode ekspansi saat ini menjadi 17 bulan berturut-turut. Terlebih lagi, arus permintaan baru naik selama dua bulan berturut-turut, dan pada laju yang semakin cepat.

Sejalan dengan kenaikan terkini pada produksi, ketenagakerjaan naik untuk pertama kali sejak bulan Oktober lalu, meski hanya sedikit. Sementara itu, tingkat pekerjaan di tangan (namun belum terselesaikan) turun selama lima bulan berjalan. Selain itu, data bulan Februari mengarah pada kenaikan aktivitas pembelian lebih lanjut di sektor produksi barang ASEAN. Laju kenaikan merupakan yang tercepat dalam lima bulan dan solid. Namun, inventaris yang dimiliki baik praproduksi maupun pascaproduksi turun selama bulan Februari.

Penurunan inventaris pascaproduksi merupakan yang pertama kali sejak bulan Desember 2021. Sehingga data menunjukkan bahwa perusahaan mengandalkan stok yang ada untuk mengakomodasi kenaikan kuat pada tingkat produksi, meskipun aktivitas pembelian mereka berekspansi pada laju yang lebih cepat. Hasil yang mungkin paling menggembirakan adalah stabilisasi waktu tunggu pesanan.

|Baca juga: PMI Manufaktur ASEAN Terus Membaik, Malaysia Malah Memburuk

Data bulan Februari menunjukkan bahwa tekanan pada rantai pasokan stabil, sehingga mengakhiri periode penurunan kinerja vendor selama tiga tahun. Terlebih lagi, tekanan biaya berkurang pada bulan Februari, dengan tingkat inflasi harga input secara umum sejajar dengan rata-rata jangka panjang.

Pada waktu yang sama, perusahaan menaikkan biaya input mereka pada laju paling rendah dalam 13 bulan. Namun demikian, permintaan internasional untuk barang produksi ASEAN masih lemah, karena bisnis baru dari luar negeri terus mengalami kontraksi pada bulan Februari.

Terakhir, perkiraan output 12 bulan bertahan optimis di seluruh sektor manufaktur ASEAN pada bulan Februari. Namun demikian, masing-masing indeks melemah ke posisi terendah dalam 18 bulan dan kini tercatat di bawah rata-rata historis selama empat bulan berturut-turut.

Menanggapi data PMI Manufaktur ASEAN, Maryam Baluch, Ekonom S&P Global Market Intelligence, mengatakan bahwa sektor manufaktur ASEAN melaporkan perbaikan kuat pada kondisi pengoperasian selama bulan Februari. Tingkat ekspansi di seluruh sektor merupakan yang tercepat dalam empat bulan, karena output tumbuh pada laju tercepat dalam rekor. Pesanan pabrik juga naik pada laju tercepat, sementara tingkat ketenagakerjaan pulih dan sedikit tumbuh untuk pertama kali dalam empat bulan.

Menurut Maryam, persyaratan bisnis yang lebih besar juga menyebabkan perusahaan menaikkan aktivitas pembelian mereka pada laju tercepat dalam lima bulan, dan perusahaan memanfaatkan stok yang ada untuk memenuhi kenaikan kuat pada tingkat produksi. Kabar gembiranya adalah tekanan di rantai pasokan berkurang untuk pertama kali dalam 37 bulan, karena waktu pemenuhan pesanan input semakin stabil. Pada saat yang sama, tekanan inflasi turun dari posisi bulan Januari.

“Secara keseluruhan, sektor manufaktur ASEAN menunjukkan kinerja positif pada bulan Februari. Akan tetapi, sentimen masih terus relatif rendah di tengah kekhawatiran terhadap iklim ekonomi global yang lebih besar,” jelasnya.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Harga CPO Volatile, Emiten Sektor Perkebunan Diberi Nilai Netral
Next Post Nilai Premi dan Klaim Reasuransi 2022 Meningkat

Member Login

or