Media Asuransi, GLOBAL – Menurut sebuah laporan terbaru dari Global Risk Consultants Corp, disebutkan bahwa banyak perusahaan menghadapi risiko kesenjangan cakupan asuransi akibat inflasi.
Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa kerugian akibat kebakaran hutan, angin topan, dan kecelakaan mengakibatkan pembayaran klaim asuransi yang tidak dapat menutupi biaya pembangunan kembali atau penggantian.
Laporan yang berjudul “How Inflation Led to Property Insurance Coverage Gaps” ini menemukan bahwa banyak perusahaan yang secara tidak sengaja melaporkan nilai properti dan peralatan yang lebih rendah dari yang sebenarnya kepada perusahaan asuransi mereka.
Perbedaan antara nilai yang dilaporkan dan nilai sebenarnya itu menandakan bahwa perusahaan-perusahaan berakhir dengan kesenjangan cakupan, yang suatu saat perusahaan-perusahaan tersebut mungkin tidak mengumpulkan cukup pembayaran untuk menjalankan bisnis mereka kembali setelah melakukan klaim.
|Baca juga: Keluhan Terhadap Asuransi Jiwa di Australia Meningkat
Perusahaan konstruksi sangat rentan, menurut laporan tersebut. Banyak biaya yang berhubungan dengan konstruksi telah melonjak, mulai dari cat (naik 26%), papan dinding (naik 18%), hingga konstruksi atap (naik 21%).
“Perusahaan-perusahaan harus mempertahankan nilai mereka karena para penjamin emisi sekarang membutuhkan lebih banyak data tentang bagaimana mereka menentukan penilaian aset,” kata Manajer Penjualan Global di Global Risk Consultants, David Rix, dikutip melalui Insurance Business pada Rabu, 29 Maret 2023.
“Banyak perusahaan yang tidak siap untuk itu, yang berarti klaim tidak akan membayar biaya pembangunan kembali atau penggantian,” tambahnya.
Selain itu, laporan ini juga mencakup data inflasi dari tahun ke tahun yang terkait dengan biaya konstruksi dan tenaga kerja.
Mengapa kenaikan harga konstruksi menyebabkan kesenjangan pertanggungan dan klaim yang tidak akurat? Kesalahan umum seperti mengandalkan nilai pasar atau penilaian yang berusia lebih dari tiga tahun. Pertanyaan yang sering diajukan tentang penilaian aset asuransi. Praktik terbaik untuk menetapkan nilai asuransi dan SOV yang kredibel dalam lingkungan inflasi.
|Baca juga: Profitabilitas Industri Penilai Kerugian Asuransi (Adjuster) pada 2021 Tergerus
“Penilaian properti adalah fondasi utama dari penjaminan emisi properti dan berdampak pada beberapa aspek dari proses transfer risiko asuransi,” kata Wakil Presiden Pelayanan Rekayasa Risiko, Global Risk Consultants, Peter Linn.
“Hal ini mencakup proyeksi nilai klaim, biaya penggantian, kecukupan pertanggungan, dan pertimbangan inflasi yang berdampak pada nilai aset fisik dan BI di masa depan. Nilai properti yang dinilai beberapa tahun yang lalu mungkin sudah tidak berlaku lagi, yang dapat menyebabkan perusahaan kekurangan atau kelebihan asuransi, yang berdampak pada biaya dan pemulihan klaim,” tambah Peter.
Manager Global untuk Layanan Penilaian Properti, Global Eisk Consultans, juga mengatakan bahwa bagi perusahaan dengan portofolio real estate yang besar, memperbarui SOV dapat menjadi proses yang memakan waktu bertahun-tahun.
Inflasi merupakan kekhawatiran utama bagi perusahaan asuransi, menurut laporan terbaru dari Swiss Re. Masalah ini terutama berdampak pada perusahaan-perusahaan pasar menengah di sektor-sektor seperti transportasi, energi, konstruksi, dan ritel.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News