1
1

Premi Asuransi Umum Indonesia Diperkirakan Capai Rp108,8 Triliun pada 2027

Industri Asuransi Umum. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Perusahaan data dan analitik terkemuka GlobalData memperkirakan industri asuransi umum Indonesia akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 9,0% dari Rp77,2 triliun (US$5,3 miliar) pada tahun 2023 menjadi Rp108,8 triliun (US$7,1 miliar) pada tahun 2027, dalam hal premi bruto (GWP).

Menurut Database Asuransi GlobalData, industri asuransi umum Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 10,2% pada tahun 2022 dan 8,0% pada tahun 2023, didukung oleh peningkatan permintaan polis asuransi properti karena peristiwa bencana alam (NatCat) yang berulang serta pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Manogna Vangari, Analis Asuransi di GlobalData, mengatakan bahwa  industri asuransi umum Indonesia pulih dengan kuat pada tahun 2022 setelah menurun selama dua tahun berturut-turut. “Pertumbuhan ini didorong oleh pemulihan ekonomi yang kuat dan peningkatan frekuensi kejadian cuaca ekstrem yang menyebabkan peningkatan permintaan akan produk asuransi bencana alam,” katanya.

Asuransi properti adalah lini asuransi umum terbesar, yang diperkirakan memiliki pangsa 34,5% dalam hal GWP pada tahun 2023. Diperkirakan akan tumbuh pada CAGR sebesar 8,6% selama 2023-27. Pertumbuhan penjualan properti residensial dan peningkatan eksposur negara terhadap acara NatCat yang berulang akan mendorong pertumbuhan asuransi properti di negara tersebut.

|Baca juga: IFG Progress Proyeksikan Pertumbuhan Premi Asuransi Umum 2023 sebesar 6 Persen

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia mencatat 3.544 peristiwa NatCat pada tahun 2022, termasuk 28 gempa bumi, 1.531 banjir, dan 1.068 peristiwa cuaca ekstrem lainnya. Hal ini menyebabkan kerusakan pada 95.403 properti, termasuk kerusakan parah pada 20.205 properti, yang diperkirakan menimbulkan kerugian sebesar Rp2,2 triliun (US$151,1 juta) untuk perusahaan asuransi properti pada tahun 2022.

Asuransi lini keuangan merupakan lini asuransi terbesar kedua yang diperkirakan memiliki pangsa 22,1% dari premi asuransi umum pada tahun 2023. Diproyeksikan tumbuh sebesar 10,4% pada tahun 2023, didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan asuransi kredit. Menurut Bank Indonesia, kredit ritel dan komersial diperkirakan tumbuh sebesar 8,9% pada tahun 2023, yang akan berdampak positif pada premi asuransi kredit.

Asuransi kendaraan adalah lini terbesar ketiga, yang diharapkan mencapai 17,7% pangsa GWP asuransi umum pada tahun 2023. Diperkirakan akan mencatat pertumbuhan yang lebih lambat sebesar 6,7% pada tahun 2023 dibandingkan dengan pertumbuhan 7,1% pada tahun 2022 karena diharapkan perlambatan penjualan kendaraan.

Lini asuransi lainnya termasuk liabilitas, kecelakaan diri dan kesehatan (PA&H), kelautan, penerbangan, dan transit (MAT) akan mencakup sisa 25,7% bagian GWP pada tahun 2023.

“Kerugian terkait NatCat yang tinggi menjadi perhatian bagi perusahaan asuransi Indonesia. Namun, perusahaan juga diharapkan menaikkan tarif premi, yang akan mendukung pertumbuhan industri selama lima tahun ke depan. Pertumbuhan industri ini juga akan lebih didukung oleh kenaikan ekonomi yang kuat,” pungkas Manogna.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Cegah Kerugian Berlebih Saat Investasi, UOB Kenalkan Metode Risk-First
Next Post OJK Dukung Penuh Transisi Energi Terbarukan di ASEAN

Member Login

or