Media Asuransi, JAKARTA – International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan turun dari 3,4 persen pada tahun 2022 menjadi 2,8 persen pada tahun 2023, sebelum menetap di 3,0 persen pada tahun 2024.
Dikutip dari World Economic Outlook April 2023, Rabu 12 April 2023, IMF menerangkan bahwa perekonomian negara maju diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan yang nyata, dari 2,7 persen pada tahun 2022 menjadi 1,3 persen pada tahun 2023.
|Baca juga: BI: Pertumbuhan Ekonomi Global Lebih Baik dari Proyeksi Sebelumnya
Dalam skenario alternatif yang masuk akal dengan tekanan sektor keuangan lebih lanjut, pertumbuhan global turun menjadi sekitar 2,5 persen pada tahun 2023 dengan pertumbuhan ekonomi maju turun di bawah 1 persen.
Inflasi headline global pada baseline akan turun dari 8,7 persen pada tahun 2022 menjadi 7,0 persen pada tahun 2023 didukung oleh harga komoditas yang lebih rendah tetapi inflasi inti kemungkinan akan menurun lebih lambat. “Kembalinya inflasi ke target tidak mungkin terjadi sebelum tahun 2025 dalam banyak kasus,” tulis IMF.
Sementara itu, tingkat suku bunga yang natural penting untuk kebijakan moneter dan fiskal karena merupakan tingkat referensi untuk mengukur sikap kebijakan moneter dan penentu utama keberlanjutan utang publik.
Utang publik sebagai rasio terhadap PDB melonjak di seluruh dunia selama COVID-19 dan diperkirakan akan tetap tinggi. Adapun gangguan rantai pasokan dan meningkatnya ketegangan geopolitik telah membawa risiko dan potensi manfaat serta biaya fragmentasi geoekonomi ke pusat perdebatan kebijakan.
Dalam WEO kali ini, IMF juga mengungkapkan bagaimana fragmentasi tersebut dapat membentuk kembali geografi FDI investasi asing langsung dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi ekonomi global.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News