Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menaikkan Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) ke ‘BB-‘ dari ‘B+’. Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah meningkatkan Peringkat Nasional Jangka Panjang GEMS ke ‘A+(idn)’ dari ‘A(idn)’. Outlook Stabil.
Dikutip dari keterangan resminya, Rabu 12 April 2023, Fitch menjelaskan kenaikan peringkat ini merefleksikan peningkatan profil bisnis GEMS setelah kenaikan produksi di tahun 2022, menjadikan skala operasionalnya sebanding dengan perusahaan lain yang berperingkat ‘BB-‘ di Indonesia.
GEMS saat ini diperingkat satu notch di atas profil kredit terkonsolidasi dari perusahaan induknya, Golden Energy and Resources Limited (GEAR, B+/Rating Watch Negatif), berdasarkan penilaian kami atas legal ring-fencing ‘Open’, akses dan kontrol ‘Porous’ dan pendanaan dan manajemen kas ‘Porous’, pada jalur strong subsidiary-weak parent
|Baca juga: Fitch Naikkan Outlook Golden Energy (GEMS) Jadi Positif
GEAR dalam proses mengalihkan 62,5% sahamnya pada GEMS kepada induk perusahaannya, PT Dian Swastika Sentosa (DSS), melalui distribusi in specie. “Kami memproyeksikan transaksi tersebut tidak berdampak pada peringkat GEMS. GEMS akan dinilai secara standalone, meskipun setelah transfer saham GEAR berhasil.”
Peringkat ‘BB-‘ telah mempertimbangkan asumsi konservatif Fitch atas imbal hasil pemegang saham, termasuk pembayaran dividen yang lebih tinggi untuk mencerminkan pengaruh potensial dari DSS dan pemegang saham utama, keluarga Sinar Mas.
Peringkat Nasional ‘A’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Profil bisnis GEMS telah meningkat secara material selama beberapa tahun terakhir karena perusahaan secara konsisten menambah produksi, meningkatkan skala nya menjadi 38 juta ton per tahun (mtpa) pada tahun 2022 (2021: 30mtpa, 2020: 34mtpa). GEMS kini menjadi penambang batu bara termal terbesar ketiga di Indonesia dan kami memperkirakan produksi tahunannya akan terus meningkat hingga mencapai 50-55mtpa dalam jangka waktu menengah, sejalan dengan panduan manajemen dan bergantung pada persetujuan pemerintah untuk kuota produksi.
Belanja modal GEMS untuk infrastruktur yang mendukung volume produksi yang lebih tinggi akan terbatas pada sekitar US$25 juta-US$35 juta per tahun pada 2023-2026 untuk meningkatkan kapasitas jalan angkut, pabrik coal-handling, dan fasilitas pemuatan tongkang. “Kami memproyeksikan arus kas operasi GEMS yang kuat cukup untuk mendanai belanja modalnya yang rendah dan kami memperkirakan bahwa perusahaan tidak membutuhkan pendanaan eksternal tambahan hingga tahun 2026.”
|Baca juga: Ayo Cek Saham-Saham Pilihan di Musim Dividen 2023
Fitch memperkirakan fleksibilitas GEMS untuk mengelola biayanya agar bergerak sejalan dengan harga batu bara dan struktur biaya rendah tambang utamanya, dengan life-of-mine strip ratio sebesar 4,5x (2022: 5,1x), akan mendukung arus kas operasionalnya dalam melalui siklus komoditas. GEMS telah berada dalam posisi biaya yang kompetitif dan mampu memangkas biaya secara berarti selama penurunan sebelumnya pada 2019-2020. Oleh karena itu, Fitch memproyeksikan GEMS dapat mempertahankan EBITDA per tonnya di atas US$8 pada tahun 2024-2025 dan di atas US$6 pada tahun 2026, ketika kami mengasumsikan harga batubara yang jauh lebih rendah sejalan dengan asumsi harga komoditas Fitch.
Tambang GEMS, PT Borneo Indobara (BIB), menyumbang lebih dari 90% dari total produksinya dan sekitar 67% dari cadangan proven dan probable (2P). Rencana peningkatan produksi BIB membuat kontribusi dari tambang GEMS lainnya akan tetap kecil, setidaknya hingga tahun 2026. Risiko konsentrasi cadangan sebagian diimbangi oleh operasi BIB yang tersebar mengingat skalanya yang besar.
“Kami yakin risiko operasional dapat dimitigasi oleh kontrak GEMS dengan kontraktor pertambangan ternama di Indonesia dengan catatan operasional yang baik, seperti PT Putra Perkasa Abadi, PT Saptaindra Sejati, anak perusahaan PT Adaro Indonesia (BBB-/Stabil), dan PT Cipta Kridatama , anak perusahaan PT ABM Investama Tbk (B+/Stabil).”
GEMS memiliki cadangan terbesar keempat di Indonesia, dengan cadangan proven sekitar 770 juta ton dan cadangan 2P sekitar 993 juta ton, dengan umur cadangan proven 20 tahun. Tambang BIB GEMS menyumbang 72% dari cadangan proven sekitar 560 juta ton, dengan izin penambangan berlaku hingga 2036.
Fitch memperkirakan bahwa GEMS akan dapat mempertahankan profil keuangan yang konservatif dengan arus kas operasi yang kuat dari peningkatan volume ditambah dengan kebutuhan belanja modal yang minimal. Hal ini sudah dengan mempertimbangkan estimasi kami bahwa GEMS akan melanjutkan kebijakannya membayar sekitar 80% dari arus kas bebasnya sebagai dividen kepada para pemegang sahamnya.
“Kami memperkirakan gross leverage GEMS, yang didefinisikan dengan gross debt/EBITDA, akan tetap di bawah 0,1x dan posisi kas bersih akan dipertahankan selama empat tahun ke depan.”
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News