Eko Supriyanto Hadi: Ingin Jadikan Perusahaan Lokal Berkelas Internasional

Kebanyakan orang yang bekerja di perusahaan asuransi, saat ditanya awal mula terjun di industri asuransi, jawabannya adalah ‘kecelakaan’. Sangat jarang yang menjawab karena cita-cita atau keinginan. Jawaban itu juga yang sampaikan oleh Direktur Utama Asrinda Re Brokers (PT Asrinda Arthasangga), Eko Supriyanto Hadi atau yang akrab disapa Eko ini.

Lulusan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) ini bahkan tidak menyangka bahwa dunia asuransi yang tidak pernah terpikirkan olehnya bakal sebagai ladang pekerjaan, justru menjadi tempat terlamanya dalam bekerja.

Dua puluh lima tahun lebih pria kelahiran Jakarta ini telah menggeluti dunia asuransi. Berbagai pengalaman sudah dilalui dan semua itu dijadikan sebagai pelajaran. “Saya bisa terjun ke asuransi bukan karena terpaksa, tapi tidak juga karena niat. Ini lebih pada kebetulan yang tidak disengaja, biasanya orang asuransi bilang ‘kecelakaan’,” ucap pria yang pernah mendapat predikat dosen terinovatif pada gelaran Perbanas Award 2020 ini.

Walaupun karena ‘kecelakaan’, pria yang pernah menjabat direktur keuangan di Reasuransi Indonesia Utama (Reindo) dan sebagai dirut di Asuransi ASEI ini tidak merasa kariernya di asuransi sebagai musibah melainkan sebagai anugerah. Karena, selain memberikan banyak pengalaman bekerja juga memberikan banyak ilmu yang belum pernah dia ketahui sebelumnya.

“Sebelum di industri asuransi, saya pernah bekerja di bidang yang sama sekali tidak berhubungan dengan industri keuangan seperti di industri manufaktur, consumer goods, bahkan pernah juga di production house. Semua dunia kerja yang sangat berbeda itu menjadi pengalaman berharga buat saya. Pengalaman kerja saya menjadi lengkap,” ungkap pria yang pernah masuk sebagai 50 Best CFO BUMN ini.

Sekarang pemilik gelar SE, Ak, CA, AAAI-J, MM, CRGP, CIIB ini, mendapat amanah untuk menjalankan perusahaan broker reasuransi. Dapat dikatakan bahwa dia adalah sosok baru di industri pialang asuransi, tetapi itu tidak menyurutkan langkah dan niat untuk tetap menjadi sosok yang memiliki peran di industri perasuransian.

Baginya ini adalah pekerjaan mulia. Karena itu saat ditugaskan untuk mengelola perusahaan pialang asuransi, dengan senang hati dijalankan dengan penuh semangat. “Re broker dan direct broker kalau dari segi tantangan memang beda. Kalau direct broker lebih touch orang ke orang bahkan lebih dekat ke sumber bisnis, hampir mirip dengan asuransi,” tambahnya.

Kalau Re broker, lanjut Eko, lebih ke company, sama dengan perusahaan reasuransi. Jadi ini sebenarnya inline saling membantu, suatu kerja sama kolaborasi yang bagus. “Nah, dengan ditugaskan ke Asrinda saya melihat ada beberapa hal yang harus dibenahi. Bukan berarti Asrinda yang dulu tidak bagus, hanya perlu dibenahi atau ditingkatkan agar dapat menjadi lebih maju dan dapat menjawab tantangan yang ada,” tegasnya.

Eko memiliki tiga strategi untuk menjadikan PT Asrinda Arthasangga sebagai perusahaan pialang reasuransi terkemuka, yaitu strategi peningkatan sistem IT dengan memanfaatkan teknologi terbaru, strategi penambahan kapasitas reasuransi, dan strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada.

Menurutnya, tidak dapat dipungkiri saat ini bahwa peran IT sangat besar dalam menunjang operasi suatu perusahaan, termasuk perusahaan pialang asuransi dalam memberikan jasanya kepada seluruh mitra kerja. “Strategi berikutnya adalah memperkuat back-up kapasitas reasuransi dengan memperbanyak backup retro first class dari luar negeri agar dapat membantu perusahaan asuransi dalam negeri yang membutuhkannya,” ungkapnya.

“Kemudian yang tidak kalah penting adalah SDM. Saat saya masuk di Asrinda, tenaga ahlinya hanya ada dua orang. Saat ini kita telah berhasil mencetak tenaga ahli level 7 sebanyak empat kali lipat dari sebelumnya. Ini berarti jauh lebih banyak yang diminta oleh OJK,” ujar
Ketua Departemen Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan International (Hubala) APPARINDO ini.