Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dinilai akan tetap fokus menjaga stabilitas kebijakan moneter hingga semester I/2023 di tengah volatilitas yang masih tinggi ke depannya.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Update bertajuk Macro Update – Monetary policy updates: Remains focus on stability, ekonomi Mirae Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menjelaskan bahwa sesuai ekspektasi, BI mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 5,75% serta suku bunga Deposito dan Lending Facility masing-masing di 5,0% dan 6,50%. Angka inflasi di bulan Maret tetap relatif tinggi, dan inflasi IHK telah meningkat dari target BI 3±1% yoy selama 10 bulan.
“Namun demikian, angka inflasi inti yang menjadi target kebijakan moneter, melandai menjadi 2,9% yoy pada bulan Maret, terendah dalam 8 bulan terakhir.”
|Baca juga: Volatilitas Pasar Global Diperkirakan Akan Tetap Tinggi
Dia menjelaskan volatilitas pasar masih cenderung tinggi di bulan April, karena Rupiah menguat ke Rp14.751 terhadap USD. Namun, kemarin terdepresiasi lagi menjadi Rp14.845 terhadap USD (terapresiasi 1,0% mtd, atau 4,6% ytd) menyusul data neraca perdagangan Indonesia bulan Maret yang lebih lemah dari perkiraan. “Rupiah tetap menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terbaik tahun ini terhadap USD,” katanya.
Menurut dia, BI meningkatkan insentif kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan sektor prioritas yang belum pulih, serta KUR dan pembiayaan hijau sejak 1 April 2023. “Untuk kebijakan moneter, kami memperkirakan BI masih akan tetap fokus pada stabilitas setidaknya hingga 1H23 mengingat kemungkinan volatilitas ke depan masih tinggi,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News