PT Asuransi Bintang Tbk (Asuransi Bintang) membidik premi bruto tumbuh 20-25 persen pada 2019 menjadi Rp493 miliar – Rp513 miliar dari proyeksi hingga akhir 2018 sebesar Rp411 miliar. Perusahaan berkode emiten ASBI ini optimistis bisnis asuransi umum semakin melaju ditopang membaiknya perekonomian dalam negeri, sehingga berimbas pada kemampuan daya beli masyarakat. Sejalan dengan itu, perusahaan akan memasarkan unitlink yang ditargetkan paling lambat kuartal pertama 2019. “Target 2019 premi bruto akan growth sekitar 20-25 persen,” kata Presiden Direktur PT Asuransi Bintang Hastanto Sri Margi (HSM) Widodo usai paparan publik perseroan di Jakarta, 12 Desember 2018.
Widodo mengatakan bahwa untuk mencapai target tersebut, perseroan melakukan inisiatif yang belum terealisasi pada tahun 2018 yakni memasarkan unitlink. Rencananya, perseroan akan bekerjasama dengan BNP Paribas dan CIMB Niaga sebagai bank kustodian. Perusahaan sudah menyampaikan surat permohonan pemasaran dua produk unitlink kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Juli 2018. Di samping itu, perseroan juga sudah mengirimkan surat kepada Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), untuk dapat membantu mempercepat proses. “Semacam juklak (petunjuk pelaksanaan) yang belum rampung. Kalau terealisasi, rasanya kami jadi perusahaan asuransi umum pertama yang menerbitkan unitlink,” kata Widodo.
Lebih lanjut dia katakan, alasan perseroan mengeluarkan produk unitlink karena banyak manfaatnya. Pertama ada feebased yang bisa didapat dari produk itu. Kedua, jika perseroan benar-benar mendapat izin menerbitkan unitlink, waktunya sangat tepat. Karena kondisi pasar saat ini sedang dalam kondisi tertekan. “Sehingga jika masuk saat kondisi tersebut, peluang untuk meningkat sangat besar,” jelasnya.
Hingga Oktober 2018, Asuransi Bintang memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp6,12 miliar atau mengalami penurunan 41,94 persen dari periode sama tahun lalu, mencapai Rp10,54 miliar. Direktur Kuangan Asuransi Bintang Jenry Cardo Manurung mengatakan penurunan laba karena meningkatnya klaim, kenaikan beban usaha serta penurunan investasi. “Hal tersebut otomatis membuat laba kita menurun,” kata dia.
Ditambahkan, perusahaan selalu memenuhi komitmennya dalam proses pencairan klaim. Bahkan untuk kasus gempa di Palu dan Lombok, perusahaan telah melakukan pencairan klaim lebih awal. “Hal itu demi membantu korban dan juga meringankan beban korban. Sementara penurunan investasi, terjadi seiring selisih penilaian properti investasi yang lebih kecil dibandingkan tahun lalu,” tegasnya.
Tahun ini, Asuransi Bintang juga semakin serius mengembangkan jalur distribusi melalui kanal digital. Terbukti, strategi tersebut berhasil mencetak pertumbuhan premi bruto yang menggembirakan. Hingga Oktober 2017, premi bruto yang diraih perusahaan mencapai Rp325,41 miliar. Sementara di periode yang sama tahun 2017 perseroan baru mencatatkan premi Rp266,45 miliar. Sebagai inisiatif pengembangan kanal digital Asuransi Bintang, tahun 2017, perusahaan telah selesai mengembangkan sistem informasi untuk mendukung penjualan berbasis digital dengan konsep ‘location based sales & just-in time insurance’. “Tahun depan kami akan terus fokus kembangkan lagi kanal digital,” kata Widodo.
Direktur Marketing & Sales Asuransi Bintang Reniwati Darmakusumah menambahkan, saat ini perseroan telah menjalin kerja sama fintech lending seperti Pinjam.co.id. Menurut rencana, perseroan masih akan menggaet perusahaan fintech lending lainnya. Hingga Oktober 2017, kanal distribusi penjualan produk Asuransi Bintang darileasing sebesar 32 persen, broker 26 persen, direct 15 persen, keagenan 14 persen. Sisanya dari bank dan telemarketing masing-masing sebesar lima persen dan delapan persen. Sedangkan dari sisi produk, lini bisnis asuransi properti menyumbang 39 persen, kendaraan bermotor 32 persen, varia 19 persen, enginering tiga persen,cargo empat persen, dan hull tiga persen. “Semua kanal penjualan akan kami kembangkan di tahun depan termasuk penetrasi ke perbankan yang potensinya masih besar,” ujar Reniwati. Wiek
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News