1
1

Industri Manufaktur Jadi Kontributor Tertinggi Pada Ekspor Nasional Januari-April 2023

Beberapa pekerja pabrik kendaraan bermotor sedang merakit motor. | Foto: Ist

Media Asuransi, JAKARTA – Sektor industri manufaktur kembali memberikan kontribusi paling tinggi terhadap capaian nilai ekspor nasional pada periode Januari-April 2023. Ekspor industri pengolahan menyumbang 70,21% atau mencapai USD60,63 Miliar dari total ekspor dalam periode tersebut yang sebesar US$86,35 miliar.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekspor secara bulanan terendah pada April 2023, yang merupakan pola musiman karena libur Idulfitri. Nilai ekspor secara tahunan di April 2023 juga mengalami kontraksi akibat pengaruh turunnya harga komoditas.

“Meski demikian, kami meyakini, selanjutnya kinerja ekspor sektor industri akan kembali meningkat setelah lepas dari pandemi,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, dalam keterangan yang dikutip Jumat, 19 Mei 2023.

|Baca juga: Manufaktur RI Menguat 52,7 di April 2023

Keyakinan ini didukung oleh indikator-indikator kinerja sektor industri yang menunjukkan pertumbuhan positif dan ekspansi.

“Meski kondisi perekonomian global masih menjadi tantangan, baik Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang diluncurkan Kemenperin sama-sama menunjukkan level ekspansi,” kata Febri.

Sementara itu, sektor industri pengolahan nonmigas menyumbang 67,32% dari total ekspor nasional pada April 2023. Pangsa pasar utama ekspor industri pengolahan nonmigas meliputi China (22,90%), Amerika Serikat (11,91%), dan Jepang (5,85%). BPS menyebutkan, penurunan ekspor komoditas barang perhiasan dan barang berharga dan minyak kelapa sawit menjadi penyebab utama penurunan nilai ekspor industri pengolahan nonmigas secara bulanan.

Pada April 2023, total impor juga mengalami penurunan dari US$20,59 Miliar pada Maret 2023 menjadi US$15,35 Miliar atau sebesar 25,45%. Nilai impor bahan baku/penolong pada April 2023 turun 23,26% (month to month/mtm). Nilai impor juga turun untuk seluruh jenis barang impor menurut penggunaan, baik bahan baku/penolong, barang modal, maupun barang konsumsi. “Pola musiman mempengaruhi penurunan kebutuhan bahan baku dan barang modal untuk kegiatan produksi,” jelas Febri.

|Baca juga: Mendag: Nilai Total Ekspor Turun 17,62 Persen Saat Lebaran

Penurunan impor bahan baku juga dapat disebabkan oleh kondisi pasar global. Hal ini sejalan dengan penurunan yang terjadi pada nilai ekspor, terutama untuk subsektor berorientasi ekspor seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri kulit dan alas kaki, serta industri furnitur.

Sementara itu, pada industri plastik, penurunan impor bahan baku terjadi di April ini karena pada bulan sebelumnya telah terjadi peningkatan impor resin sintetis. Peningkatan impor pada bulan Maret tersebut mengindikasikan terjadinya kenaikan tingkat produksi pada kelompok industri barang dari plastik sebagai pengguna resin sintetis, bertepatan dengan persiapan Idulfitri 1444 H.

“Pada periode tersebut, produsen memaksimalkan aktivitas produksi barang dari plastik untuk memenuhi kebutuhan, termasuk bagi industri makanan dan minuman,” kata Jubir Kemenperin.

Menghadapi kondisi menurunnya impor bahan baku, Kemenperin akan terus berupaya untuk mendorong peningkatan ekspor dan penguasaan pasar dalam negeri. Terhadap kondisi penurunan tersebut, bila melihat data IKI April 2023, persentase pelaku usaha industri yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya meningkat dan stabil tercatat sebesar 73,9%, serta terjadi tren peningkatan optimisme pelaku usaha industri.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Direktur dan Komisaris Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP) Mundur Bareng 
Next Post Survei BI: Perkembangan Harga Properti Residensial Meningkat Terbatas

Member Login

or