Media Asuransi, JAKARTA – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re sedang melakukan langkah penguatan permodalan dan sudah memperoleh sinyal positif atas permohonan modal sebesar Rp1 triliun dari Kementerian BUMN. “Harapannya modal tambahan ini dapat meningkatkan kesehatan perusahaan sehingga RBC diproyeksikan akan meningkatr hingga 200 persen,” kata Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, di Jakarta, Kamis, 8 Juni 2023.
Saat ini, Indonesia Re tengah melakukan peninjauan atas pemeringkatan dari Fitch rating. Indonesia Re ingin memastikan bahwa penilaian yang disampaikan tersebut tidak hanya berpatokan pada angka pencapaian sementara yang ada. “Indonesia Re ingin menjelaskan perkembangan dan usaha perbaikan yang sedang dilakukan untuk memastikan bisnis berjalan baik secara GCG dan memberikan added value yang maksimal bagi stakeholaders,” jelas Benny.
Sementara untuk meningkatkan performa bisnis di tahun 2023, Indonesia Re telah melakukan berbagai inisitaif secara optimal, antara lain melakukan peninjauan dan perbaikan di berbagai aspek dengan menjaga standar mutu yang baik.
|Baca juga: Usung Isu Fraudulent Claim, Indonesia Re Gandeng Gallagher Gelar Claim Forum 2023
Benny juga menjelaskan bahwa Indonesia Re telah mengambil langkah untuk tidak melakukan pemeringkatan di masa perbaikan ini dan perseroan merasa perlu mengevaluasi bentuk kerja sama dari sisi komersial dan legal, serta akan segera melakukan kembali pemeringkatan rating internasional.
“Ada beberapa langkah lain yang dilakukan oleh Indonesia Re yakni secara organik. Pertama dari reasuransi umum, yakni perusahaan telah melakukan perbaikan portofolio pada semua lini bisnis, peningkatan premi reasuransi, penurunan komisi reasuransi, perbaikan pricing, serta pengetatan di berbagai prosedur,” papar Benny.
Sementara di bisnis reasuransi jiwa, lanjut Benny, Indonesia Re lebih selektif dengan akseptasi bisnis dan melajukan program perbaikan portofolio dengan kenaikan taerif premi, perbaikan term and conditions dan ketentuan underwriting dan terminasi terhadap bisnis yang memberikan kontribusi negatif serta optimalisasi fungsi unit pengembangan produk.
|Baca juga: Antisipasi Hardening Market Berlanjut, Indonesia Re Siapkan Mitigasi Risiko
Dalam hal portofolio investasi, Indonesia Re menerapkan strategi yang fokus pada aspek solvabilitas, manajemen risiko portofolio, dan memperhitungkan dampaknya kepada RBC serta likuiditas. Langkah berikutnya adalah pengelolaan arus kas perusahaan. “Indonesia Re berupaya percepatan penyelesaian utang piutang melalui rekonsiliasi dengan perusahaan ceding, termasuk membentuk task force sehingga memudahkan koordinasi. Sementara dalam hal efisiensi biaya, kami telah menerapkan aspek urgensi,” tegasnya.
Menurutnya, selain melakukan perbaikan di sisi bisnis, perusahaan juga sedang melakukan upaya lain seperti penyelesaian hukum dan pajak yang sebagian besar telah selesai di tahun 2022 dan 2023. Selanjutnya, Indonesia Re tetap menjaga tata kelola perusahaan yang profesional, akuntabel, dan transparan. Wujud transparansi Indonesia Re diantaranya dengan melakukan penyampaian laporan keuangan sesuai regulasi, penyampaian informasi terkini pada pemegang saham, serta rutin berkonsultasi dengan OJK sebagai regulator.
“Indonesia Re terus berupaya menerapkan strategi dan kebijakan untuk meningkatkan portofolio bisnis yang kuat, serta bisa bertahan di berbagai tantangan industri. Kami optimistis, dengan komitmen dan kemampuan yang dimiliki, Indonesia Re akan menghasilkan kinerja yang lebih baik di tahun 2023,” tutur Benny.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News