Menyampaikan pesan pasar bulan Mei, Tiernan mengatakan bahwa di masa lalu Lloyd’s telah mengalami kerugian akibat bencana yang melebihi rencana dan meskipun keadaan telah membaik, hal ini tetap menjadi target utama untuk menjaga agar kesenjangan tetap menyempit.
“Kami telah melakukan banyak pekerjaan dengan Anda untuk memvalidasi rasio kerugian katastrofi yang sesuai, namun pekerjaan ini belum selesai,” jelas Tiernan, demikian dikutip dari laman Reinsurance News.
“Ketika berbicara pada bulan Maret, kami mengatakan bahwa kami memperkirakan fitur-fitur tertentu dari pembaruan reasuransi baru-baru ini, seperti kurangnya perlindungan menyamping, peningkatan titik pelekatan, dan cakupan yang lebih ketat, akan meningkatkan volatilitas portofolio yang terpapar katastropfi,” tambahnya.
|Baca juga: Kerugian Bencana Dorong Penurunan Nilai Perusahaan Asuransi Properti/Kecelakaan di AS Tahun 2021
Tiernan mengatakan bahwa hal tersebut berarti lebih penting dari sebelumnya, yakni Llyod’s dapat memiliki keyakinan atas pemahaman Anda mengenai risiko bruto. Dia menambahkan, dengan pemikiran tersebut, perseroan akan terus meneliti seluruh distribusi risiko bencana, termasuk model kerugian tahunan rata-rata dan rasio kerugian bencana SBF (Syndicate Business Forecast) dengan metrik 1 banding 10, 1 banding 30, dan dalam metrik 200 tahun. “Kami perlu memastikan bahwa pilihan kerugian katastrofi Anda sesuai dengan lingkungan risiko saat ini,” tuturnya.
Beranjak untuk membahas penggunaan reasuransi di pasar Lloyd’s, Tiernan mencatat bahwa kondisi untuk membeli reasuransi tidak mudah di pasar yang sulit. “Mengingat persentase penyerahan yang relatif tinggi kepada reasuradur pihak ketiga dari Lloyd’s, yaitu sekitar 25%, kami sensitif terhadap volatilitas pasar saat ini,” jelasnya.
Menurutnya, hal ini mungkin terutama terjadi pada manajemen agregasi dan risiko sistemik, masih ada tingkat risiko eksekusi yang tinggi terkait dengan pembelian reasuransi ke luar. “Jadi, jika cakupan reasuransi tidak saling mendukung dengan bisnis ke dalam, kami berharap bahwa ukuran lini bersih dan agregasi Anda akan mencerminkan kesenjangan dalam cakupan ini, dan Anda akan menentukan harga dan memanfaatkannya dengan tepat,” katanya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News