1
1

Premi Asuransi Siber Melonjak 50% Seiring Meningkatnya Serangan Ransomware

Ilustrasi. | Foto: nao.org.uk

Media Asuransi, GLOBAL – Premi asuransi siber AS melonjak 50% pada tahun 2022 akibat meningkatnya serangan ransomware dan perdagangan online mendorong permintaan akan perlindungan.

Firma pemeringkat AM Best dalam sebuah studi yang dirilis minggu ini menjelaskan premi yang dikumpulkan dari polis yang ditulis oleh perusahaan asuransi mencapai US$7,2 miliar pada tahun 2022 dan meningkat tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir.

Direktur asosiasi AM Best, Fred Eslami, mengatakan bahwa risiko sistematis adalah masalah yang sedang berlangsung. “Pada akhirnya, pertanggungan yang diberikan kepada tertanggung dapat ditentukan oleh selera risiko perusahaan asuransi, dan sampai batas tertentu, pertanggungan yang bersedia diberikan oleh reasuransi,” kata Eslami, dikutip dalam laman insurance journal, Sabtu, 17 Juni 2023.

|Baca juga: Perusahaan Asuransi Gigi Miramar Digugat Setelah Peretas Mencuri Informasi 8,9 Juta Data Orang

Serangan ransomware melonjak tahun lalu, mendorong permintaan akan perlindungan setelah era WFH (work from home) yang dipicu pandemi Covid-19 juga membuat pekerja jarak jauh lebih rentan terhadap serangan digital. Serangan tersebut juga mendorong perusahaan dan individu untuk mengadopsi langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat.

Rasio kerugian untuk polis mandiri dan paket turun menjadi 43% dan 48%, kata AM Best, sebagai tanda-tanda kehidupan industri setelah kerugian yang terjadi meningkat pada tahun 2020 dan 2021. Surplus lini asuransi, yang menambal risiko unik yang diungkap oleh polis konvensional, juga mendapatkan popularitas.

“Surplus underwriting sebagian besar bisnis baru dan sekarang merupakan mayoritas dari premi asuransi dunia maya,” bunyi dalam laporan AM Best.

Analis Industri Senior AM Best, Christopher Graham, mengatakan bahwa teknologi AI dan kebangkitan serangan ransomware pada tahun 2023 akan memastikan aliran permintaan yang stabil untuk asuransi keamanan siber.

“Dengan dunia maya yang berkembang dan menjadi lebih kompleks dengan kecerdasan buatan yang menciptakan paparan baru dan serangan ransomware yang kembali menonjol pada tahun 2023, permintaan akan cakupan dunia maya akan terus meningkat,” kata Graham.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Allstate Umumkan Estimasi Kerugian Bencana Bulan Mei, Tarif Asuransi akan Naik
Next Post APPARINDO Gelar Sharing Session

Member Login

or