1
1

Sektor Semen Dipertahankan Overweight, Ini Alasannya

Salah satu produk semen produksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. | Foto: sig.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas mempertahankan pandangan overweight untuk emiten sektor semen seiring dengan proyeksi bahwa Bank Indonesia (BI) akan melonggarkan kebijakan moneternya mulai 6 bulan hingga 9 bulan ke depan.

Melalui Daily Write Up bertajuk Cement (Overweight/Maintain) – Strong pick up in May sales volume, analis Mirae Sekuritas Emma A. Fauni mengatakan penurunan volume penjualan semen domestik kumulatif 5 bulan pertama 2023 membaik,  mencapai -5,8% YoY (vs -11,9% di 4 bulan pertama 2023).

“Peningkatan ini dapat dikaitkan dengan penjualan yang kuat di bulan Mei sebesar 4,9 juta ton (+24,9% YoY, +63,4% MoM). Pertumbuhan penjualan kali ini cukup merata, Jawa dan Luar Jawa tumbuh masing-masing sebesar 24,9% YoY dan 24,8% YoY.”

|Baca juga: Prospek Cerah Kinerja Emiten Semen Menuju Tahun Politik 2024

Pada 5 bulan pertama 2023, INTP terus mengungguli volume penjualan domestik industri sebesar 6,1 juta ton (+5,7% YoY) (dibandingkan penurunan volume penjualan nasional dan SMGR masing-masing sebesar 5,8% YoY dan 6,1% YoY).

Dia menjelaskan performa operasional yang unggul ini lagi-lagi disebabkan oleh penjualan Luar Jawa yang kuat yang berhasil tumbuh sebesar 39,7% YoY (vs pertumbuhan Jawa sebesar -7,4% YoY). Akibatnya, INTP menyaksikan peningkatan pangsa pasar lebih lanjut di Luar Jawa menjadi 20,9% di 5 bulan pertama 2023 (vs. 14,4% di 5 bulan pertama 2022).

“Kami mempertahankan pandangan bahwa permintaan semen tahun ini akan cenderung flat atau tumbuh sedikit, dengan semen curah yang paling banyak mendorong pertumbuhan tersebut.”

Emma mengantisipasi volume penjualan yang kuat di semester II/2023 didukung oleh faktor-faktor berikut: 1) cuaca kering di bulan-bulan mendatang, yang akan mempercepat proyek konstruksi infrastruktur dan komersial; 2) hari libur lebih sedikit dibandingkan dengan semester I/2023; dan 3) potensi peningkatan belanja publik menjelang pemilu 2024.

Selain itu, sambung dia, jika kondisi ekonomi makro domestik dan global tetap kondusif dan Indonesia dapat memasuki siklus penurunan suku bunga, pertumbuhan volume penjualan semen yang lebih tinggi kemungkinan akan terjadi dalam 1 tahun-2 tahun ke depan, karena pertumbuhan permintaan properti yang menarik.

“Karena inflasi yang terkendali, kami mengantisipasi bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga kebijakannya, meskipun sikap The Fed saat ini sedang hawkish. Dalam jangka panjang, kami memperkirakan BI akan melonggarkan kebijakan moneternya mulai 6-9 bulan ke depan. Kami tetap memiliki view Overweight.”

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2023 Naik ke Level 52,5
Next Post BPS Catat Inflasi Juni 2023 hanya 0,14 Persen

Member Login

or