Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan investor saham untuk dapat memanfaatkan momentum buy on weakness dan tetap mencermati keadaan pasar.
Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Tim Riset Infovesta menerangkan kinerja IDX Composite (IHSG) dalam sepekan terakhir tercatat meningkat sebesar +0,82% ke level 6.716,46. Tercatat terjadi Foreign Inflow (All Market) sebesar Rp621,24 miliar. Sentimen dari domestik rilis data S&P Global PMI Manufaktur meningkat pada Juni menjadi 52.5 poin vs 50.3 poin pada bulan sebelumnya. Tingkat manufaktur yang terus meningkat menandakan terjadi peningkatan aktivitas dan pesanan baru.
Di sisi lain turunnya harga bahan baku, mengurangi beban biaya industri. Rilis data Cadangan Devisa turun menjadi US$137,5 miliar pada Juni vs US$139,3 miliar pada Mei. Terjadinya pembayaran utang luar negeri pemerintah menurunkan cadangan devisa Indonesia.
|Baca juga: Infovesta: Penguatan Pasar Obligasi Berpotensi Berlanjut
Meskipun terjadi penurunan, tingkat cadangan masih mampu membiayai impor selama 6,1 bulan dan masih di atas standar global, serta cukup mendukung ketahanan perekonomian domestik. Sentimen dari global khususnya AS, data non-farm payroll tumbuh 209.000 tetapi lebih rendah dari periode sebelumnya dan juga dari konsensus menandakan pasar tenaga kerja yang secara bertahap turun meskipun pertumbuhan upah tetap kuat.
Rilis data S&P Global PMI Manufaktur AS turun di level 46,3 poin pada Juni vs 48,4 poin pada Mei, data S&P Global PMI Servis turun tipis di level 54,4 poin pada Juni vs 54,9 poin pada Mei, serta S&P Global Komposit turun di level 53,2 poin pada Juni vs 54,3 poin pada Mei. Penurunan aktivitas manufaktur di AS akibat masih tingginya harga input, level suku bunga tinggi dan tagihan upah yang meningkat mendorong beban biaya lebih tinggi.
Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Govt. Bond Index menguat tipis sebesar +0,14%. Ditengah bayang-bayang dari global seperti rilis notulensi FOMC terbaru yang semakin mengindikasikan ada kenaikan FFR di bulan Juni, spread inversi yield AS tenor 2-10 tahun yang terus melebar, dan kenaikan yield US Treasury 10-tahun ke level tertinggi dalam 4 bulan terakhir, bertahannya penguatan pasar obligasi lebih didorong oleh data inflasi domestik yang berlanjut melandai dan Rupiah yang cenderung stabil.
Dalam sepekan kedepan, pada pasar saham, investor dapat memanfaatkan momentum Buy on Weakness dan tetap mencermati keadaan pasar. Sedangkan pada pasar obligasi diproyeksi masih tumbuh optimis melihat tingkat inflasi yang terus turun, membuat tingkat real interest rate terhadap suku bunga acuan dan imbal hasil pemerintah menjadi melebar. “Sehingga membuat real interest rate semakin menarik.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News