1
1

Fitch Upgrade Peringkat Angkasa Pura I Jadi AA dengan Outlook Positif

Lobby kantor Angkasa Pura 1 | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menaikkan peringkat Nasional Jangka Panjang operator bandar udara milik pemerintah PT Angkasa Pura I (AP I) ke ‘AA(idn)’ dari ‘AA-(idn)’. Outlook adalah Positif.

Peringkat Nasional ‘AA (idn)’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dari emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.

Peningkatan peringkat mengikuti revisi ke atas dari Standalone Credit Profile (SCP) AP I menjadi ‘a+(idn)’ dari ‘a(idn)’ dan penilaian ulang yang diakibatkan berdasarkan Kriteria Pemeringkatan Entitas Terkait Pemerintah (Government-Related Entities (GRE) Rating Criteria) kami. AP I dimiliki 99,9% oleh PT Aviasi Pariwasata Indonesia (Persero) (InJourney) dan 0,1% oleh pemerintah Indonesia (BBB/Stabil) melalui saham seri A Dwiwarna.

|Baca juga: Pefindo Afirmasi Peringkat Angkasa Pura I idAA+ Outlook Stabil

Kami menerapkan Kriteria Pemeringkatan GRE meskipun kepemilikan mayoritas oleh InJourney karena kami menilai InJourney sebagai perusahaan holding perantara. InJourney tidak memiliki operasional dan utang yang material dan digunakan oleh pemerintah sebagai perusahaan holding untuk anak perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata. Oleh sebab itu, kami akan melihat melewati (“look-through”) entitas tersebut untuk menerapkan Kriteria Pemeringkatan GRE.

Penilaian SCP yang lebih tinggi mencerminkan peningkatan profil likuiditas AP I setelah renegosiasi syarat dan ketentuan pinjaman untuk mengurangi beban bunga yang dibayar dan pembayaran kembali pokok utang sampai 2024. Dikombinasikan dengan penundaan belanja modal, hal ini meningkatkan likuiditas jangka pendek dan fleksibilitas finansial. Kami percaya bahwa profil finansial AP I telah akan membaik karena trafik akan pulih secara penuh saat pokok utang dan beban bunga yang dibayar meningkat di 2025.

SCP juga direvisi ke atas karena profil leverage yang lebih sehat berdasarkan rating case kami karena pemulihan trafik yang lebih kuat dibandingkan ekspektasi sebelumnya. Fitch sekarang memperkirakan leverage sekitar 9,0x di 2023-2024 dan turun ke sekitar 7,0x di 2025-2026, dibandingkan leverage rata-rata sebesar 13,0x pada 2023-2025 berdasarkan rating case sebelumnya. Trafik penumpang mencapai 64% dari level pra-pandemi pada 2022, dibandingkan perkiraan kami sebelumnya sebesar 34% dari level pra-pandemi.

|Baca juga: Angkasa Pura I Targetkan Trafik Penumpang Capai 68 Juta di 2023

Outlook Positif mencerminkan ekspektasi kami akan pemulihan lebih lanjut, bersumber dari aktivitas ekonomi yang semakin normal dan aktivitas turisme yang lebih tinggi. Hal ini dapat menghasilkan profil finansial yang lebih kuat dan peninjauan kembali peringkat berdasarkan Kriteria Pemeringkatan GRE kami.

Fitch menilai status, kepemilikan dan kontrol AP I oleh pemerintah tergolong ‘Kuat’. Negara memiliki AP I secara tidak langsung melalui InJourney, yang merupakan perusahaan holding untuk sektor turisme. InJourney memiliki 99,9% dari AP I melalui saham seri B, sedangkan pemerintah mempertahankan kontrol melalui saham seri A Dwiwarna dengan hak-hak istimewa termasuk kontrol atas kapital perusahaan dan sebagian besar aksi korporasi. Keputusan-keputusan lain, termasuk penunjukan anggota dewan dan anggaran perusahaan dikuasakan kepada InJourney.

Kami juga menilai dukungan negara sebagai ‘Kuat’, karena kami memperkirakan perusahaan akan menerima dukungan pemerintah, jika diperlukan, karena perannya yang penting dalam pembangunan ekonomi negara. Pemerintah telah melonggarkan persyaratan distribusi dividen untuk mendukung pembiayaan kembali obligasi di tahun 2021.

Fitch menilai implikasi sosio-politik dari gagal bayar oleh AP I sebagai ‘Moderat’. Gagal bayar akan merusak reputasi pemerintah, tetapi Fitch tidak yakin hal itu akan menyebabkan gangguan parah pada aktivitas lalu lintas udara Indonesia, karena infrastruktur bandara akan tetap utuh dan dapat dioperasikan oleh entitas lain.

Penilaian kami untuk implikasi keuangan dari gagal bayar adalah ‘Kuat’, karena perusahaan dianggap sebagai salah satu dari entitas utama milik negara Indonesia dan gagal bayar akan menghambat kepercayaan investor terhadap pemerintah dan entitas milik negara lainnya.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post FIFGROUP Pasang Solar Panel di Cabang Jayapura, Komitmen pada  Masa Depan Hijau di Tanah Papua
Next Post 4 Saham Pilihan Menu Trading Hari Ini 12 Juli 2023

Member Login

or