1
1

Outlook Mayora Indah (MYOR) Direvisi Jadi Stabil dari sebelumnya Negatif

Gedung kantor pusat PT Mayora Indah Tbk. | Foto: mayoraindoah.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah merevisi Outlook untuk Peringkat Nasional Jangka Panjang produsen makanan dan minuman PT Mayora Indah Tbk ke Stabil dari Negatif, dan mengafirmasi peringkat di ‘AA(idn)’. Pada saat yang sama, Fitch juga menarik peringkat Mayora.

“Revisi dari Outlook mencerminkan ekspektasi Fitch terhadap EBITDA margin Mayora yang akan tetap berada diatas 10%, dengan EBITDA net leverage yang rendah di bawah 1.0x pada 2023 dan 2024. Peringkat Mayora juga didukung oleh merek yang kuat, posisi pasar yang kuat, serta portofolio yang beragam,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.

Peringkat Nasional ‘AA’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dari emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.

|Baca juga: Kantongi Kas Rp4,1 Triliun, Mayora Indah (MYOR) Diganjar Peringkat idAA Outlook Stabil

Fitch memperkirakan margin EBITDA Mayora akan kembali di atas 12% pada tahun 2023 dan 2024, setelah turun menjadi sekitar 9%-10% pada tahun 2021-2022 karena kenaikan harga bahan baku. Margin EBITDA perusahaan yang lebih kuat akan didukung oleh kemampuannya menyesuaikan harga sebagai salah satu pemimpin pasar. Hal ini juga didukung oleh kemampuannya untuk mengurangi biaya iklan dan promosi (A&P) tanpa merugikan penjualannya secara material. Margin EBITDA Mayora meningkat menjadi di atas 15% pada kuartal I/2023 karena normalisasi harga bahan baku dan pengeluaran A&P yang lebih rendah.

Profitabilitas Mayora terpengaruh oleh fluktuasi harga bahan baku utamanya. Biaya produksinya didorong oleh biaya bahan baku dan pengemasan, yang secara kumulatif menyumbang sekitar 80% dari total biaya dalam tiga tahun terakhir. Bahan baku Mayora antara lain gandum, gula, kopi, dan turunan minyak sawit yang sekitar 30%-nya diimpor. Namun, hal ini diimbangi dengan pendapatan ekspor Mayora.

Fitch meyakini merek Mayora yang kuat, sebagai pemimpin pasar di beberapa segmen produk, akan terus mendukung posisinya di sektor makanan kemasan di Indonesia. Pendapatan Mayora naik sekitar 10% pada tahun 2022 meskipun biaya A&P lebih rendah di bawah 9% dari total pendapatan (2021: 13%).

|Baca juga: Siap Lunasi Obligasi, Peringkat Polytama Propindo Ditegaskan idA-

“Kami memperkirakan pendapatan akan meningkat lebih dari 5% per tahun pada tahun 2023 dan 2024 karena inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan pendapatan Mayora dalam jangka panjang didorong oleh peningkatan kapasitas, terutama di segmen biskuit dan wafer.”

Mayora sedang mengembangkan dua pabrik biskuit dan wafer baru di Balaraja dan Purwosari yang akan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 200.000 ton per tahun, atau 30%. Fitch memperkirakan belanja modal akan meningkat menjadi di atas Rp2 triliun di tahun 2023 dari Rp1,5 triliun di tahun 2022. Namun, arus kas bebas (FCF) kemungkinan akan netral di tahun 2023, meskipun kami mengasumsikan belanja modal dan dividen lebih tinggi di atas Rp750 miliar, karena kami memproyeksikan margin EBITDA meningkat dan modal kerja dapat dikelola. “Kami memperkirakan EBITDA net leverage Mayora akan tetap di bawah 1,0x pada tahun 2023 (2022: 0,7x).”

Mayora menghasilkan sekitar 40% penjualannya dari ekspor. Perusahaan mengekspor produknya ke lebih dari 90 negara, seperti Filipina, China, dan Vietnam. Berdasarkan segmen produk, makanan kemasan menyumbang sekitar 55% dari penjualan dan minuman kemasan sebesar 45%. Namun demikian, setiap segmen terdiri dari berbagai sub-segmen seperti biskuit, wafer, permen, dan kopi instan, dengan masing-masing sub-segmen mengusung produk-produk yang berbeda.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Infovesta: Investor Bisa Pilih Saham Bervaluasi Rendah yang Prospektif
Next Post Workshop AAUI: Mengelola Risiko Konstruksi & Masalah Asuransi Terkait

Member Login

or