1
1

Resiliensi Ekonomi Terjaga, 1,6 Juta Penduduk Indonesia Mentas Dari Kemiskinan

Daerah pemukiman padat di bantaran kali Jakarta. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Dalam laporan Badan Pusat Statistik dikatakan bahwa tingkat kemiskinan nasional melanjutkan tren penurunan menjadi 9,36% per Maret 2023 (September 2022: 9,57%) setelah sempat menyentuh angka dua digit akibat krisis pandemi.

Diketahui Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 adalah sebesar 25,90 juta orang, turun 0,46 juta orang dari September 2022. Secara akumulatif, sejak Maret 2021 hingga Maret 2023 tercatat 1,6 juta orang yang berhasil keluar dari garis kemiskinan. Secara spasial, tingkat kemiskinan per Maret 2023 menurun baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, mengatakan bahwa penurunan kemiskinan pada Maret 2023 sejalan dengan terus menguatnya aktivitas ekonomi, menurunnya angka pengangguran, serta inflasi yang semakin terkendali.

|Baca juga: PMI-BI Kuartal II/2023, Kinerja Industri Pengolahan Meningkat

“Selain itu, penyaluran bansos kuartal I/2023 juga efektif dengan realisasi Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 89,3%, sementara Kartu Sembako mencapai 86,5%,” ujar Febrio dalam keterangan resminya yang dikutip Selasa, 18 Juli 2023.

Selain itu, pada Maret 2023, pemerintah juga menggulirkan tambahan bantuan pangan beras dalam rangka menjaga akses pangan rumah tangga miskin dan rentan serta menjaga stabilitas harga pangan.

“Pemerintah terus berkomitmen untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas, dan menjaga stabilitas inflasi sehingga dapat mengakselerasi penurunan tingkat kemiskinan hingga di bawah level prapandemi,” lengkapnya.

Menurut Febrio, tren penurunan kemiskinan ini sejalan dengan fokus kebijakan jangka pendek Pemerintah untuk mempercepat penurunan kemiskinan ekstrem menjadi 0% pada tahun 2024 mendatang.

“Dalam jangka panjang, penurunan kemiskinan akan menjadi pijakan untuk mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi sebelum tahun 2045,” lanjut Febrio.

Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia di bulan Juni 2023 mencatatkan surplus sebesar US$3,45 miliar, dengan ekspor sejumlah US$20,61 miliar dan impor sejumlah US$17,15 miliar.

Dengan demikian, total surplus perdagangan Indonesia secara kumulatif sejak Januari hingga Juni 2023 mencapai US$19,93 miliar. Ini menandakan surplus neraca perdagangan Indonesia telah terjadi selama 38 bulan berturut-turut.

Kinerja neraca perdagangan Indonesia yang tetap mencatatkan surplus menunjukkan posisi keseimbangan eksternal Indonesia yang tetap kuat di tengah tren pelemahan pertumbuhan global, termasuk moderasi harga komoditas.

“Perkembangan kinerja ekonomi global yang menunjukkan tren pelemahan serta harga komoditas yang masih fluktuatif ini akan terus kami pantau agar dampaknya terhadap laju ekspor dapat terus dimitigasi,” tutur Febrio.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BPJS Kesehatan Jalin Kerja Sama dengan RS Kapal Terapung Ksatria Airlangga
Next Post Zurich Indonesia Catat Pendapatan Underwriting sebesar Rp769,03 Miliar di Kuartal II/2023

Member Login

or