Media Asuransi, JAKARTA – Indonesia diperkirakan akan menjadi negara tujuan utama bagi investor seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam menangani inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi.
Melalui Daily Write Up bertajuk Macro Update – July’s inflation update: The path to further inflation deceleration, ekonom Rully Arya Wisnubroto menjelaskan di bulan Juli, inflasi IHK Indonesia sejalan dengan ekspektasi kami dan konsensus di 3,08% YoY (vs 3,52% YoY di bulan Juni). Sedangkan untuk inflasi inti, hasilnya lebih rendah dari yang diharapkan di 2,43% YoY (vs konsensus 2,52% YoY dan 2,58% YoY di bulan Juni), menandai level terendah dalam 16 bulan terakhir.
|Baca juga: Kendalikan Inflasi Skala Nasional, Pemerintah Konsisten Jaga Stabilitas Harga Pangan
“Komponen inflasi lainnya juga menunjukkan tren penurunan, dengan inflasi administered price sebesar 8,42% YoY (vs 9,21% YoY pada Juni), menjadikannya level terendah sejak September 2022.”
Ke depan, Rully memproyeksikan inflasi domestik akan melambat lebih lanjut, terutama setelah bulan September, karena dampak dasar yang tinggi dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi. Dengan mengingat hal ini, prakiraan menunjukkan inflasi sebesar 2,55% YoY pada akhir tahun ini, turun drastis dari 5,51% YoY pada Desember 2022.
Dia menjelaskan penanganan inflasi di Indonesia merupakan salah satu yang terbaik saat ini, baik dari sisi IHK maupun inflasi inti. Hal ini dicapai tanpa harus melakukan pengetatan moneter yang terlalu agresif.
Menurutnya, beberapa negara maju dan negara berkembang di dunia masih mengalami kesulitan dalam menurunkan inflasi bahkan setelah menaikkan suku bunga secara sangat agresif. “Dalam konteks preferensi investasi portofolio global, negara-negara yang sukses menangani inflasi dan tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kuat menjadi tujuan utama bagi investor saat ini.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News