1
1

Bencana Alam Timbulkan Kerugian Asuransi US$50 Miliar

Badai ian melanda Florida beberapa waktu lalu. | Foto: nationwideradiojm.com

Media Asuransi, GLOBAL – Kerugian yang diasuransikan secara global akibat bencana alam telah mencapai US$50 miliar sepanjang tahun ini, dengan badai hebat AS menyumbang hampir 70 persen dari biaya.

Menurut data dari perusahaan asuransi Swiss Re, pendorong utama dalam lonjakan kerugian yang diasuransikan adalah badai petir yang parah di AS, yang menyumbang 68 persen atau sekitar US$34 miliar, dari semua kerugian bencana alam yang diasuransikan secara global pada paruh pertama tahun ini.

|Baca juga: Allstate Laporkan Kerugian Bencana Bersih US$2,7 Miliar

Dilansir dari laman Cityam, ini menandai kerugian asuransi global setengah tahun tertinggi kedua dari bencana alam sejak 2011. Kerugian ekonomi keseluruhan akibat bencana alam berjumlah US$120 miliar, sedikit turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi masih 46 persen di atas rata-rata sepuluh tahun.

Bencana alam lain yang berkontribusi terhadap kerugian yang diasuransikan termasuk gempa bumi Februari di Turki dan Suriah. Menurut Swiss Re, ini merupakan satu-satunya bencana paling mahal sepanjang tahun ini baik dari segi ekonomi maupun kerugian yang diasuransikan, dengan total masing-masing US$34 miliar dan US$5,3 miliar.

Di tempat lain, hujan lebat di Italia utara pada pertengahan Mei menyebabkan banjir, dengan kerugian yang diasuransikan diperkirakan mencapai US$600 juta dan kerugian ekonomi mendekati US$10 miliar, peristiwa terkait cuaca paling mahal di negara itu sejak 1970.

Kepala ekonom Swiss Re, Jean Haegeli, mengatakan bahwa efek perubahan iklim terbukti dalam banyak peristiwa cuaca yang semakin ekstrim ini. “Efek perubahan iklim sudah dapat dilihat pada bahaya tertentu seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, dan curah hujan yang ekstrim. Selain dampak perubahan iklim, perencanaan penggunaan lahan di daerah pesisir dan sungai yang lebih terbuka, dan perluasan kota ke hutan belantara, menghasilkan kombinasi paparan bernilai tinggi yang sulit dikembalikan di lingkungan berisiko tinggi,” katanya.

Haegeli menambahkan bahwa perlu dilakukan tindakan perlindungan agar produk asuransi tetap ekonomis untuk properti yang berisiko tinggi. Ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi dalam lebih banyak adaptasi iklim,” katanya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pasca Bencana yang Terjadi di China, Asuransi Terima 117.000 Pengajuan Klaim
Next Post Hannover Re Catatkan Pertumbuhan Pendapatan 3,9 Persen

Member Login

or