Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah mengatakan optimistis bahwa target kemiskinan ekstrem di Tanah Air menjadi 0% pada 2024 bisa tercapai. Optimisme ini didasari pada penurunan angka kemiskinan yang terus terjadi sampai dengan kuartal I/2023 yang berada di angka 1,12%,
Dibandingkan tahun 2022 ada penurunan 0,62%. “Mudah-mudahan dengan (besaran) anggaran yang sama bisa kita selesaikan,” ungkap Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa di Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023.
Monoarfa menegaskan ukuran penghitungan yang digunakan pemerintah terhadap kemiskinan ekstrem ialah pengeluaran sebesar US$1,9 per kapita per hari, setara dengan Rp11.571 per kapita per hari. Sehingga individu yang tergolong dalam kelompok miskin ekstrem ialah yang pengeluarannya sekitar Rp351.957 per kapita per bulan.
Penghitungan tersebut mengacu pada Purchasing Power Parity (PPP) lama yang dimiliki oleh Bank Dunia sebelum akhirnya dinaikkan menjadi US$3 per kapita per hari. Suharso mengatakan, PPP US$3 itu digunakan pemerintah untuk mengukur angka kemiskinan.
“Jadi, pemerintah, akan terus melakukan intervensi untuk meningkatkan daya beli masyarakat tergolong miskin ekstrem dan miskin. Intervensi tersebut akan disesuaikan dengan lokasi atau wilayah masyarakat yang menjadi target kebijakan,” jelas Monoarfa.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News