Media Asuransi, GLOBAL – AM Best melaporkan, meskipun beroperasi dalam kondisi yang sangat menantang, dengan klaim yang terus meningkat, reasuransi global masih menghasilkan laba underwriting pada tahun 2022.
Dilansir di laman resmi AM Best, laporan Segmen Pasar AM Best yang berjudul “Reasuradur Global Menghadapi Tantangan Meskipun Kondisi Membaik,” merupakan bagian dari tinjauan AM Best terhadap industri reasuransi global menjelang Rendez-Vous de Septembre di Monte Carlo.
Laporan tambahan, termasuk peringkat tahunan AM Best untuk 50 grup reasuransi global teratas dan tinjauan mendalam terhadap sekuritas terkait asuransi, Lloyd’s, asuransi jiwa/anuitas, kesehatan, dan pasar reasuransi regional, akan tersedia selama bulan Agustus dan September.
Tidak seperti siklus sebelumnya, menurut laporan tersebut, jalur penemuan harga telah memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan, karena enam tahun terakhir telah terlihat proses yang lambat dan berlarut-larut dari reasuradur yang menyelaraskan kembali profil risiko mereka, mengalokasikan kembali modal, melakukan penjaminan ulang dan penetapan harga kembali.
|Baca juga: 20 Besar Reasuransi Global Dapat Atasi Kerugian yang Belum Direalisasikan
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pergeseran ke arah risiko non-bencana, terutama bagi perusahaan asuransi yang mengalami kerugian besar pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan kondisi pasar yang jauh lebih sulit sejak awal tahun 2023, minat terhadap risiko bencana properti telah diperbarui dengan hati-hati.
“Pembaruan pada Januari 2023 menyoroti ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan, tetapi penting juga untuk mengenali perbedaan antara kapasitas tersedia dan digunakan. Modal yang tersedia tidak berada di bawah tekanan, namun perusahaan reasuransi global yang sudah mapan menjadi jauh lebih berhati-hati dalam mengalokasikan modal mereka. Hl ini yang menekan penggunaan kapasitas,” kata Direktur Senior AM Best, Carlos Wong-Fupuy.
Profitabilitas reasuradur mulai mengalami peningkatan pada tahun 2021, yang mencerminkan pergeseran para pemain utama dari lapisan risiko bencana properti yang lebih rendah dan menengah, pengetatan persyaratan kontrak, dan pengerahan kembali modal ke lini bisnis casualty, lini bisnis khusus, serta segmen primer yang kelebihan dan surplus.
Pada tahun 2022, komposit reasuransi global AM Best membukukan rasio gabungan sebesar 95,6, meningkat 0,8 poin persen dibandingkan tahun 2021. Pada saat yang sama, hasil investasi sangat dipengaruhi oleh kerugian yang belum direalisasi pada sekuritas pendapatan tetap.
Segmen reasuransi global membukukan return on equity (RoE) sebesar 0,8% pada tahun 2022, menyusul RoE 9,0% pada tahun sebelumnya. Kekhawatiran tentang inflasi ekonomi dan sosial, kebijakan moneter kontraktif bank sentral, volatilitas pasar aset, dan kinerja yang kurang baik dari segmen reasuransi global baru-baru ini telah diterjemahkan ke dalam biaya modal yang lebih tinggi.
|Baca juga: Broker Reasuransi Aon Tuntut Pengembalian Jaminan US$136,7 Juta dari Vesttoo
AM Best pun yakin, bahwa meskipun terjadi penurunan ekuitas pemegang saham yang parah, perusahaan reasuransi global tetap memiliki permodalan yang baik. Dengan pendekatan yang hati-hati dari para reasuradur dalam menggunakan modal, mereka cenderung mempertahankan disiplin underwriting untuk jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
Namun demikian, para pelaku pasar berada di bawah tekanan untuk berinovasi, memperluas kehadiran mereka dan menegaskan peran mereka dalam perekonomian yang terus berkembang di saat risiko-risiko yang muncul saat ini akan menjadi risiko-risiko yang dominan. Prospek AM Best yang stabil terhadap segmen reasuransi global mencerminkan keseimbangan antara faktor positif dan negatif.
“Para investor kemungkinan akan menuntut komitmen yang kuat terhadap disiplin underwriting, serta fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi dalam siklus bisnis,” ujar Wong-Fupuy.
“Perusahaan yang sudah mapan dan terdiversifikasi dengan rekam jejak yang telah terbukti memiliki posisi yang lebih baik untuk berhasil dalam upaya ini dibandingkan dengan perusahaan rintisan yang ditekan untuk memenuhi target pendapatan,” pungkasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News