1
1

Presiden Sompo Jepang Mengundurkan Diri Skandal Penipuan Asuransi Bigmotor

Ilustrasi. | Foto: Ist

Media Asuransi, GLOBAL – Presiden Sompo Japan Insurance Inc, Giichi Shirakawa, akan mengundurkan diri untuk mengambil tanggung jawab atas penanganan kasus penipuan asuransi tingkat tinggi yang melibatkan dealer mobil bekas dan jaringan perbaikan Bigmotor Co.

Hubungan dekat perusahaan asuransi besar Jepang dengan Bigmotor telah mendapat sorotan sejak jaringan dealer tersebut diketahui membebankan biaya perbaikan yang berlebihan setelah dengan sengaja merusak mobil dan membuat klaim asuransi palsu. Sompo Japan, yang telah meminjamkan banyak karyawannya ke Bigmotor, dituduh mengabaikan kesalahan dealer agar tidak merusak hubungan bisnis mereka.

|Baca juga: Sompo International Tunjuk Alasdair Walker Sebagai Kepala Regional Asia Pasifik

Dilansir laman English Kyodonews, Presiden Sompo Jepang, Giichi Shirakawa memberikan penawaran mengundurkan diri, karena keputusannya yang tidak tepat untuk melanjutkan bisnis dengan Bigmotor meskipun mengetahui bahwa tuduhan penipuan yang muncul tahun lalu mungkin benar. “Saya tidak bisa mengambil sikap tegas terhadap Bigmotor karena saya takut akan dampaknya,” kata Shirakawa.

Skandal tersebut, yang telah diberitakan secara luas selama beberapa bulan terakhir, telah menimbulkan gelombang kejutan di seluruh negeri, yang mengakibatkan pengunduran diri Hiroyuki Kaneshige, pendiri dan presiden dealer tersebut, pada bulan Juli di tengah meningkatnya kemarahan di kalangan pelanggan.

Skandal ini menjelaskan hubungan baik antara Sompo Jepang dan Bigmotor, yang menjual asuransi pertanggungjawaban mobil untuk perusahaan asuransi sebagai agen. Sompo Japan, pada gilirannya, memperkenalkan pelanggannya ke Bigmotor untuk memperbaiki mobil mereka. Dari total nilai asuransi yang dijual dealer pada tahun fiskal 2022, sekitar 60 persennya adalah untuk Sompo Jepang, menurut perusahaan asuransi tersebut.

Shirakawa mengatakan bahwa dia memulai kembali bisnisnya dengan Bigmotor pada bulan Juli tahun lalu, satu bulan setelah keputusan perusahaan untuk berhenti merujuk pelanggannya ke dealer untuk perbaikan mobil, karena takut kehilangan bisnis dari perusahaan asuransi saingannya. “Saya takut akan penurunan penjualan yang signifikan,” kata Shirakawa.

Badan Jasa Keuangan Jepang sedang menyelidiki masalah ini dan dijadwalkan melakukan inspeksi di tempat terhadap perusahaan asuransi tersebut pada akhir bulan ini.

 

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peringkat Perbankan Dipertahankan Overweight, BBCA dan BMRI Jadi Top Picks
Next Post Allianz Meningkatkan Standarnya Dengan Rencana Transisi net-zero Yang Ambisius Pada tahun 2050

Member Login

or