Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas memperkirakan neraca perdagangan pada bulan Agustus akan menurun menjadi US$1,1 miliar, turun dari US$1,3 miliar pada bulan Juli berdasarkan tren perkembangan ekonomi global dan kinerja perdagangan internasional Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Tracker bertajuk Macro Tracker – Global market updates: China’s uncertain economic outlook, ekonom Mirae Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan data ekonomi Tiongkok terus menunjukkan kinerja yang menurun. Ekspor Tiongkok mengalami kontraksi selama empat bulan terakhir, dan impor mengalami kontraksi selama enam bulan terakhir.
“Selain itu, aktivitas manufaktur Tiongkok mengindikasikan perlambatan tingkat permintaahn di negara tersebut. Selama lima bulan berturut-turut, PMI Tiongkok menunjukkan penurunan aktivitas di sektor manufaktur.”
|Baca juga: Surplus Neraca Perdagangan yang Berlanjut, Tingkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional
Dia menjelaskan pemulihan ekonomi di Tiongkok ternyata lebih lemah dari yang harapkan, sebagaimana dibuktikan oleh indikator ekonomi yang menurun. Penyebab utama dari kelemahan baru-baru ini adalah sektor properti China, yang secara tradisional memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Aktivitas di sektor properti China melambat, jelasnya, menandakan berakhirnya booming properti. Pelemahan sektor properti dapat berdampak pada konsumsi rumah tangga. Ketika pemilik rumah khawatir tentang nilai aset terbesar mereka, mereka cenderung kurang berbelanja.
Rully menerangkan Tiongkok merupakan tujuan utama ekspor Indonesia, menyumbang sekitar 25% ekspor Indonesia pada 7 bulan pertama 2023.Berdasarkan data terkini pada semester I/2023, mayoritas ekspor Indonesia ke Tiongkok terdiri dari bahan bakar mineral, besi dan baja, minyak/lemak hewani dan nabati serta nikel, yang secara keseluruhan menyumbang 73,4% ekspor Indonesia ke Tiongkok.
Rilis data perdagangan internasional Indonesia untuk bulan Agustus yang diumumkan hari ini akan sangat terpengaruh dari kondisi global. “Kami memperkirakan neraca perdagangan pada bulan Agustus akan menurun menjadi US$1,1 miliar, turun dari US$1,3 miliar pada bulan Juli berdasarkan tren perkembangan ekonomi global dan kinerja perdagangan internasional Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News