Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Samator Indo Gas Tbk di ‘A(idn)’. Outlook adalah Stabil.
Fitch juga telah mengafirmasi seluruh program obligasi dan sukuk Samator Indo Gas yang belum jatuh tempo, serta penerbitan obligasi dan sukuk yang belum jatuh tempo di ‘A(idn)’.
“Afirmasi ini mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa EBITDA net leverage Samator Indo Gas akan turun ke bawah 3,5x pada tahun 2024, setelah kenaikan sementara ke atas 3,5x pada tahun 2023 (2022: 3,7x) karena pembangunan pabrik Batang,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.
Hal ini didukung oleh ekspektasi Fitch terhadap peningkatan volume penjualan airgas dan non-airgas serta sedikit perbaikan pada harga produk utama perseroan. “Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang kuat sebesar satu digit tinggi pada tahun 2023-2025 seiring dengan peningkatan margin EBITDA ke atas 31% seiring dengan membaiknya skala ekonomi.”
|Baca juga: Samator Indo Gas Berencana Terbitkan Sukuk Rp1,25 Triliun dan Obligasi Rp750 Miliar
Peringkat tersebut juga mencerminkan kuatnya posisi pasar perusahaan di pasar gas industri Indonesia dan sifat kontraktual pada sebagian besar pendapatannya. Namun, hal ini dibatasi oleh skala operasional yang lebih kecil dibandingkan perusahaan sejenis di tingkat nasional karena ukuran pasar gas Indonesia yang relatif kecil.
Peringkat Nasional ‘A’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Fitch memperkirakan EBITDA net leverage Samator Indo Gas akan membaik menjadi 3,3x pada tahun 2024 dan menjadi 3,0x pada tahun 2025. Hal ini didasarkan pada ekspektasi Fitch bahwa margin EBITDA akan meningkat ke atas 31% (2022: 29%) seiring membaiknya skala ekonomi. Namun, leverage kemungkinan akan berada di sekitar 3,5x pada tahun 2023 (2022: 3,7x) di tengah tingginya belanja modal untuk pembangunan pabrik di Batang.
Fitch memperkirakan skala bisnis perusahaan akan meningkat secara bertahap seiring dengan peningkatan kapasitasnya, didukung oleh pertumbuhan aktivitas manufaktur dan industri di Indonesia. Fitch memperkirakan pendapatan perusahaan akan meningkat sebesar 8% per tahun di 2023-2025 seiring dengan ekspektasi Fitch atas pertumbuhan PDB tahunan sebesar 5% pada periode yang sama. Ukuran perusahaan yang kecil diimbangi oleh posisi pasar yang solid, margin EBITDA yang kuat di atas 29%, dan arus kas jangka panjang yang berasal dari penjualan terkontrak.
Belanja modal kemungkinan akan meningkat ke sekitar 18%-25% dari pendapatan pada tahun 2023-2024 (2022: 13%) untuk mendukung pabrik baru senilai Rp500 miliar-Rp600 miliar di Batang, Jawa Tengah. Belanja modal tersebut kemungkinan akan tersebar di tahun 2023 dan 2024, serta jumlah yang kecil di tahun 2025. Fitch memperkirakan belanja modal akan meningkat di semester II/2023 dari Rp113 miliar yang dibelanjakan di semester I/2023. Perusahaan berencana untuk mengoperasikan pabrik baru hingga akhir tahun 2024. Belanja modal akan turun setelah tahun 2025 karena tidak adanya proyek ekspansi besar. Hal ini akan membuat rasio belanja modal/pendapatan melambat ke 15%-16% pada tahun 2025 dan seterusnya.
|Baca juga: MARKET REVIEW: 4 Saham Ini Dorong Penguatan IHSG
Belanja modal untuk pabrik baru akan menyebabkan arus kas bebas menjadi negatif (FCF) untuk sementara di tahun 2023 dan 2024 (2022: 4,2%). Namun, FCF kemungkinan akan menjadi netral pada tahun 2025 karena tidak adanya proyek ekspansif besar. Ekspektasi FCF Fitch didasarkan pada asumsi Fitch bahwa perusahaan akan memiliki rasio pembayaran dividen yang sedikit lebih tinggi di atas 20% mulai tahun 2024 dan seterusnya. Hal ini sebagian didorong oleh adanya pemegang saham baru dalam struktur kepemilikan Samator Indo Gas.
Fitch yakin jaringan distribusi Samator Indo Gas yang solid dan logistik yang terintegrasi akan memperkuat posisinya di sektor gas industri yang sedang berkembang di Indonesia. Perusahaan adalah produsen gas industri terbesar di Indonesia, yang menyumbang sekitar sepertiga dari konsumsi gas. Kinerja bisnisnya yang tangguh meningkatkan pangsa pasar gas industri grup, termasuk gas silinder dan curah, menjadi 44% pada tahun 2022 (2019: 38%). Samator Indo Gas juga merupakan pemimpin di bidang gas medis, dengan pangsa 75%-80%, menurut perusahaan.
Samator Indo Gas memperoleh sebagian besar pendapatannya dari kontrak jangka panjang, sehingga memberikan visibilitas pendapatan. Perusahaan memperkirakan pendapatan terkontrak sebagai bagian dari total pendapatan akan meningkat pada tahun 2023, dengan rata-rata umur kontrak yang stabil. Pendapatan gas juga terdiversifikasi dengan baik, dengan 20 pelanggan teratas hanya menyumbang sekitar 20% dari total pendapatan gas. Jaringan distribusi Samator Indo Gas yang luas dan mapan merupakan penghalang yang kuat untuk pesaingnya, dengan 55 pabrik, termasuk pabrik pemisahan udara, dan 106 stasiun pengisian bahan bakar di 28 dari 38 provinsi di Indonesia.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News