Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah karena sentimen pernyataan dua petinggi Bank Sentral AS (The Fed) tadi malam.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan ada potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS tertahan hari ini karena pasar menanggapi pernyataan dua petinggi Bank Sentral AS semalam, Philip Jefferson dan Lorie Logan mengenai kemungkinan tidak adanya kenaikan suku bunga acuan AS lagi.
|Baca juga: Data NFP AS di Atas Ekspektasi, Rupiah Berpeluang Terdepresiasi
“Ekspektasi pasar bahwa suku bunga akan bertahan di akhir tahun terlihat meningkat dari 57% menjadi 74%, menurut CME FedWatch Tool,” jelasnya kepada Media Asuransi, Selasa 10 Oktober 2023.
Dia menjelaskan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS juga terlihat mengalami penurunan. Untuk Tenor 10 tahun turun dari kisaran 4,8% ke 4,6%.
Namun demikian, sambung Ariston, peluang pelemahan rupiah di pekan ini tetap terbuka bila data ekonomi AS terutama data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu dan Kamis ini menunjukkan kenaikan inflasi yang menjauhi level target 2%. Selain itu, konflik di Timur Tengah juga masih bisa mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dan memicu penguatan dolar AS lagi.
“Potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp15.650, dengan potensi resisten di sekitar Rp15.700 per dolar AS.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News