Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan rupiah berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS seiring dengan penurunan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS. “Yield tenor 10 tahun pagi ini sudah bergerak di kisaran 4,5% setelah sebelumnya bergerak di atas 4,6%,” jelasnya kepada Media Asuransi, Kamis 12 Oktober 2023.
Dia menjelaskan penurunan yield tersebut bisa disebabkan meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral AS tidak akan menaikan suku bunga acuannya lagi sesuai pernyataan para petinggi Bank Sentral AS belakangan ini dan hasil notulen FOMC yang dirilis dinihari tadi.
Baca Juga: MARKET REVIEW: Asing Berbalik Net Buy, IHSG Terangkat 0,14%
“Para petinggi Bank Sentral AS memberikan pertimbangan bahwa sudah tingginya suku bunga jangka panjang AS mungkin cukup untuk menurunkan laju inflasi di AS,” jelas dia.
Tapi, ekspektasi tersebut, menurut Ariston, bisa saja berubah bila data inflasi konsumen AS yang akan dirilis malam ini naik kembali melebihi bulan sebelumnya. Tadi malam data inflasi produsen AS menunjukkan kenaikan inflasi melebihi ekspektasi.
Dia memperkirakan potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp15.653-Rp15.630, dengan potensi resisten di sekitar Rp15.730 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News