Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah karena sentimen naiknya imbal hasil obligasi AS dan konflik Israel-Hamas.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan rupiah berpotensi melemah lagi terhadap dolar AS hari ini karena naiknya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS dan memanasnya konflik Israel-Hamas.
|Baca juga: Nilai Tukar Petani Naik 2,05 Persen
“Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS naik lagi kemarin, yang tenor 10 tahun menciptakan level tertinggi baru tahun ini di 4,9%,” katanya kepada Media Asuransi, Kamis 19 Oktober 2023.
Dia menerangkan naiknya yield ini mengindikasikan ekspektasi pasar bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama untuk menurunkan inflasi AS sesuai harapan petinggi Bank Sentral AS semalam, Christopher Waller dan John Williams.
Di sisi lain, jelas dia, memanasnya konflik Israel Hamas yang dipicu oleh hancurnya RS di Gaza akibat tembakan rudal juga mendorong penguatan harga aset safe haven seperti dolar AS dan emas. Harga emas naik lagi kemarin ke kisaran US$1.962, US$1.930 lebih tinggi dari level tinggi perdagangan sebelumnya.
Ariston menambahkan hari ini BI akan merilis hasil rapat kebijakannya yang mungkin mempertahankan tingkat suku bunga acuannya sehingga mungkin tidak akan terlalu mempengaruhi pergerakan rupiah.
“Potensi pelemahan ke arah Rp15.760-Rp15.780 dengan support di sekitar Rp15.700.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News