Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah merevisi Outlook Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjadi Positif dari Stabil, dan mengafirmasi peringkat di ‘BBB-‘.
Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah merevisi Outlook Peringkat Nasional Jangka Panjang BCA Positif dari Stabil dan mengafirmasi peringkat di ‘AA+(idn)’.
“Revisi Outlook ini didukung oleh perubahan skor faktor lingkungan operasi sektor perbankan Indonesia dari Fitch menjadi positif dari stabil,” tulis Fitch dalam keterangan resminya yang dikutip Jumat, 20 Oktober 2023.
Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AA’ menunjukkan ekspektasi terhadap tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau kesatuan moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dengan risiko yang dimiliki emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.
|Baca juga: Kredit BCA Tumbuh Solid di Seluruh Segmen
Peringkat Nasional Jangka Pendek ‘F1’ menunjukkan kemampuan terkuat untuk membayar komitmen keuangan secara tepat waktu dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara yang sama. Berdasarkan skala Peringkat nasional lembaga tersebut, peringkat ini diberikan pada risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan negara lain di negara yang sama. Jika profil likuiditasnya kuat, tanda “+” akan ditambahkan pada peringkat yang diberikan.
Fitch menjelaskan peringkat IDR Jangka Panjang BCA berada pada level yang sama dengan Peringkat Viabilitas (VR) dan Peringkat Dukungan Pemerintah (GSR), yang mencerminkan pandangan Fitch bahwa profil kredit BCA secara keseluruhan didorong oleh profil kredit mandiri serta profil kredit BCA dan juga dukungan kedaulatan. Outlook Positif pada IDR Jangka Panjang BCA mencerminkan pandangan kami bahwa profil kredit mandiri BCA membaik seiring dengan prospek lingkungan operasi (OE).
Fitch memperkirakan OE perbankan Indonesia akan membaik dalam 12 hingga 24 bulan mendatang, didukung oleh pertumbuhan PDB yang tangguh pada tahun 2024 dan 2025 serta perbaikan struktural yang berkelanjutan, yang akan menciptakan lingkungan bagi bank untuk menghasilkan tingkat volume bisnis yang memuaskan pada tingkat risiko yang dapat diterima.
Skor OE di ‘bb+’ dengan prospek positif lebih tinggi dibandingkan skor tersirat dalam kategori ‘b’ karena adanya penyesuaian positif pada peringkat negara Indonesia, yang mencerminkan stabilitas pasar dan perekonomian yang lebih baik dibandingkan dengan yang diindikasikan rasio utama.
Skor OE dapat ditingkatkan jika kita melihat penurunan berkelanjutan dalam pinjaman yang direstrukturisasi ditambah dengan kualitas aset yang stabil atau membaik dalam sistem perbankan seiring dengan berkurang atau dihilangkannya pelonggaran di era pandemi.
Fitch memaparkan skor profil bisnis BCA adalah salah satu yang tertinggi di antara bank-bank Indonesia yang diperingkat Fitch. BCA adalah bank komersial swasta terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga secara keseluruhan, dengan pangsa pasar berbasis aset sekitar 12% per Juni 2023. Profil bisnisnya yang memuaskan didukung oleh waralaba domestik yang memimpin pasar dalam perbankan transaksi, yang membantu BCA untuk membangun waralaba pendanaan yang kuat dan menghasilkan sebagian besar pendapatan terkait biaya.
|Baca juga: Laba Bersih BCA Rp36,4 Triliun per Kuartal III/2023
Skor kualitas aset BCA mencerminkan pandangan Fitch mengenai kualitas aset yang lebih baik dibandingkan dengan mayoritas bank-bank Indonesia yang diperingkat Fitch, yang kami perkirakan akan terus berlanjut seiring dengan membaiknya OE.
Rasio kredit yang mengalami penurunan nilai sebesar 1,9% pada bulan Juni 2023, lebih rendah dibandingkan sistem yang sebesar 2,4%, dan Fitch yakin cadangan kerugian kredit BCA sebesar 258% dari kredit yang mengalami penurunan nilai sudah memadai. Pandangan positif terhadap skor kualitas aset selaras dengan pandangan positif terhadap skor OE, yang mencerminkan kemungkinan perbaikan penilaian jika skor OE direvisi naik.
Sementara itu, skor pendapatan dan profitabilitas BCA mencerminkan keyakinan Fitch bahwa profitabilitas bank akan berkelanjutan dalam 12-18 bulan ke depan, didukung oleh pertumbuhan pinjaman yang tinggi dan biaya kredit yang lebih rendah. Fitch memperkirakan tekanan terhadap margin bunga bersih BCA akibat penurunan suku bunga akan minimal, mengingat proporsi pinjaman bank yang besar dengan suku bunga yang lambat berubah dan proporsi surat berharga dengan suku bunga tetap yang besar.
Skor kapitalisasi dan leverage BCA adalah yang tertinggi di antara bank-bank besar Indonesia yang diperingkat Fitch dan mencerminkan keyakinan kami bahwa permodalan BCA memberikan penyangga yang memuaskan terhadap potensi penurunan kualitas aset, yang kami perkirakan dapat dikelola dalam 12-18 bulan ke depan. Rasio modal inti (CET1) BCA meningkat menjadi 28,4% pada Juni 2023 (2022: 25,9%), meskipun pertumbuhan kredit tetap tinggi dan rasio pembayaran dividen terus meningkat menjadi 62% (2021: 57%), sebagian disebabkan oleh penerapan standar bobot risiko Basel III.
Produk simpanan BCA yang terkemuka di dalam negeri tercermin dari tingginya pangsa rekening giro dan tabungan berbiaya rendah sebesar 81% dalam total simpanan pada bulan Juni 2023, yang berdampak pada rendahnya biaya pendanaan dan, pada akhirnya, pendanaan dan skor likuiditas yang termasuk yang tertinggi di antara bank-bank di Indonesia. Likuiditasnya yang kuat terlihat dari rendahnya rasio pinjaman/simpanan nasabah sebesar 69%, jauh di bawah rasio industri sebesar 83%.
“Kami telah merevisi prospek skor tersebut menjadi positif untuk mencerminkan pandangan Fitch bahwa profil pendanaan BCA, yang saat ini dibatasi oleh skor OE, lebih kuat dibandingkan bank-bank besar lainnya, sehingga memungkinkan adanya diferensiasi jika skor OE direvisi naik.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News