Media Asuransi, JAKARTA – Harga saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dinilai diperdagangkan dengan valuasi rasio P/E yang jauh lebih rendah, meskipun memiliki profitabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan peers.
Melalui Daily Write Up, bertajuk Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC IJ/Not rated) – Anchoring Indonesia’s automotive cargo crown, analis Mirae Sekuritas Abyan Yuntoharjo menjelaskan IPCC adalah anak perusahaan Pelindo yang menawarkan layanan pelabuhan komprehensif seperti mengelola terminal mobil dan kargo RoRo. “IPCC mengoperasikan lima terminal di Indonesia, menangani kargo dan menyediakan layanan penyimpanan, logistik, dan distribusi.”
|Baca juga: IPCC Catatkan Kenaikan Pendapatan Kuartal I/2021 Sebesar 45,85 persen
Pada kuartal III/2023, jelas Abyan, IPCC melaporkan pendapatan sebesar Rp181 miliar (+3,1% QoQ; -12,0% YoY). Ini disebabkan oleh semua pelabuhan yang dikelola oleh IPCC menunjukkan penurunan aktivitas. Meskipun demikian, pendapatan untuk 9 bulan 2023 sebesar Rp548 miliar (+7,8% YoY), didorong oleh pertumbuhan yang luar biasa di pelabuhan Makassar dan Pontianak.
Biaya mitra meningkat karena peningkatan konektivitas pelabuhan. Ke depannya, biaya diharapkan akan meningkat untuk pemeliharaan armada. Laba bersih untuk kuartal III/2023 menghasilkan Rp63 miliar (+72,3% QoQ; -0,7% YoY), secara kumulatif Rp142 miliar (+30,3% YoY).
Industri otomotif global secara bertahap pulih pasca-pandemi, dengan peningkatan produksi sebesar 6,1% YoY. Namun, industri ini menghadapi tantangan akibat kelangkaan mikrochip. Indonesia, secara khusus, tumbuh dalam manufaktur otomotif dan ekspor. Meskipun menghadapi tantangan, Indonesia memposisikan diri sebagai pusat manufaktur otomotif global, fokus pada ekspor kendaraan CBU.
Meskipun belum memberikan peringkat kepada perusahaan ini, Abyan melihat bahwa IPCC saat ini diperdagangkan dengan valuasi rasio P/E yang jauh lebih rendah, meskipun memiliki profitabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan median perusahaan IDXINFRA. “Saat ini diperdagangkan mendekati -1,5 SD dari rata-rata rasio P/E selama 5 tahun terakhir.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News