Media Asuransi, JAKARTA – Realisasi kinerja keuangan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) bisa dibilang mengecewakan karena anjlok 86,6% yoy untuk pendapatan. Namun, kinerja tersebut diperkirakan membaik pada kuartal IV/2023 seiring dengan efek penyelenggaraan pemilu 2024.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Surya Citra Media (SCMA IJ) – 9M23 Results Update, analis Mirae Sekuritas Christopher Rusli menjelaskan kinerja SCMA pada 9 bulan 2023 mengecewakan, dengan peningkatan rata-rata pangsa pemirsa gabungan sebesar 5,0 poin menjadi 34,7%. Namun, pendapatan bersih turun sebesar 3,3%, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari 20 pengiklan teratas di saluran FTA utama sebesar 6,3%.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Di Balik Lesunya Kinerja Kalbe Farma (KLBF)
Dia menjelaskan biaya program dan penyiaran untuk SCMA meningkat sebesar 17,8% dari tahun ke tahun, didorong oleh pengeluaran untuk Liga Utama Inggris, biaya paket Piala Dunia yang belum diamortisasi karena penarikan tuan rumah U-20 di Indonesia, dan inisiatif Analog Switch Off.
“SCMA telah menggunakan anggaran belanja modal sebesar Rp280 miliar sebesar Rp300 miliar-Rp350 miliar untuk pembangunan studio baru, peralatan, dan pengeluaran terkait lainnya.
Akibatnya, pendapatan SCMA terpukul dengan anjlok sebesar 86,6% YoY dari Rp752 miliar menjadi Rp100 miliar, sehingga menyebabkan penurunan margin dari 15,2% menjadi 2,1%. Meskipun hasilnya suram, Christopher menerangkan pihaknya mengantisipasi kinerja akan meningkat pada kuartal IV/2023 karena ekspektasi pendapatan dari iklan FTA meningkat karena semakin dekat dengan periode pemilu 2024.
Menyusul kinerja 9 bulan 2023 yang mengecewakan, Christopher telah menurunkan proyeksinya dan memperluas penilaiannya hingga tahun 2024F. Target harga (TP) Mirae diturunkan dari Rp160 menjadi Rp158, sementara pihaknya tetap menyarankan posisi HOLD.
“TP yang direvisi ini didasarkan pada penilaian berganda P/E yang konsisten, yang menunjukkan P/E sebesar 16,7x untuk 2024F. Meskipun hasilnya kurang memuaskan, kami mengantisipasi peningkatan kinerja pada 4Q23F, didorong oleh perkiraan peningkatan pendapatan iklan Free-To-Air (FTA), terutama menjelang periode pemilu pada 1Q24.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News