1
1

Tower Bersama Akan Terbitkan Obligasi Rp1,51 Triliun untuk Refinancing

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AA+(idn) PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI, BBB-/AA+(idn)/Stabil) sebesar Rp1,51 triliun)’.

Penerbitan ini diperingkat sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang TBI karena obligasi tersebut mewakili kewajiban senior tanpa jaminan. Obligasi tersebut merupakan penerbitan kedua dari program obligasi perseroan senilai Rp20 triliun. Perusahaan menara independen yang berbasis di Indonesia ini akan menggunakan dana hasil penerbitan untuk membiayai kembali utang yang ada.

Peringkat Nasional ‘AA’ menunjukkan ekspektasi terhadap tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau kesatuan moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dengan risiko yang dimiliki emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.

|Baca juga: Fitch Afirmasi Peringkat Tower Bersama Infrastructure BBB- Outlook Stabil

Fitch memperkirakan TBI akan mempertahankan EBITDA net leverage di sekitar 4,9x selama 2023-2025 (1H23: 4,7x), di bawah ambang batas 5,3x, yang jika melebihi ambang batas tersebut kami mungkin akan mengambil tindakan pemeringkatan negatif. Manajemen berkomitmen terhadap peringkat peringkat investasi dan menargetkan untuk mempertahankan utang bersih/EBITDA tahunan kuartal terakhir di bawah 5,0x, yang setara dengan EBITDA bersih leverage yang ditetapkan Fitch sebesar 5,1x-5,2x.

Pendapatan pemegang saham yang didistribusikan sejauh ini pada tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun lalu, sehingga memberikan bantalan pada neraca terhadap tambahan sewa menara yang tidak diperpanjang oleh PT Indosat Tbk (BBB-/AA+(idn)/Stabil).

Fitch berasumsi sewa menara yang tidak diperbarui pada tahun 2023 berjumlah sekitar 1.850 (1H23: 1.061), jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah penyewa tahunan sebanyak 320-570 penyewa selama 2019-2022. Fitch memperkirakan tingkat churn penyewa TBI akan stabil mulai tahun 2024, karena Fitch memperkirakan pembongkaran situs-situs Indosat yang berlebihan akan selesai pada akhir tahun 2023.

Kami memperkirakan bahwa porsi masa berlaku sewa dalam keseluruhan sewa dalam tiga tahun ke depan juga akan menurun, yang akan berkontribusi pada tingkat churn yang lebih rendah.

Kasus dasar Fitch tidak memperhitungkan dampak dari potensi akuisisi PT Smartfren Telecom oleh perusahaan telekomunikasi lain. Namun, Fitch yakin dampaknya terhadap TBI akan lebih kecil dibandingkan merger Indosat-Hutch.

Fitch memperkirakan pendapatan akan stabil pada tahun 2023 dan meningkat sekitar satu digit pada tahun 2024, didorong oleh pertumbuhan penyewaan bersih dan perluasan bisnis serat optik. Margin EBITDA kemungkinan akan turun secara bertahap menjadi 85% karena pangsa pendapatan yang lebih tinggi dari bisnis fiber, yang memiliki margin lebih rendah dibandingkan segmen menara.

Kami memperkirakan TBI akan menambah sekitar 850 penyewaan bersih pada tahun 2023 (1H23: 544) dan sekitar 2.000 penyewaan per tahun pada tahun 2024-2025. Pertumbuhan pendapatan pada tahun 2023 terhambat oleh tingginya non-perpanjangan dan penyesuaian tarif sewa untuk menurunkan nilai tukar rupiah pada 2.500 kontrak Indosat pada semester II/2022.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 4 Saham Pilihan Menu Trading Hari Ini 16 November 2023
Next Post IHSG Diprediksi Mixed, Ajaib Rekomendasikan BRPT, ACES, PGEO

Member Login

or