Media Asuransi, MAGELANG – Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) sebagai organisasi visioner sudah saatnya menjadi mind setter yang mengubah pandangan sempit mengenai profesi aktuaris. PAI memiliki kewajiban memperluas cara pandang stakeholder pengguna jasa aktuaris bahwa aktuaris bukan sekadar juru hitung yang hasil perhitungannya dapat berubah-ubah sesuai pesanan pengguna jasanya.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), Ade Bungsu, saat memberikan sambutan di acara Indonesian Actuaries Congress 2023 bertajuk Shaping Future Actuaries di Magelang, Jawa Tengah, Kamis, 23 November 2023.
Ade Bungsu mengatakan bahwa aktuaris sebagai garda terdepan profesi yang telah mengalami banyak perubahan seiring dengan perubahan zaman. Profesi aktuaris, yang kini menjadi semakin dinamis dan penting bagi pertumbuhan ekonomi dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.
|Baca juga: Upaya Perguruan Tinggi Penuhi Kebutuhan Aktuaris
Sebagai organisasi visioner, menurut Ade, PAI sangat berkepentingan memastikan anggota-anggotanya menjalankan profesi sesuai dengan kode etik dan nilai-nilai positif yang disepakati bersama. Pertumbuhan jumlah anggota tidak dicapai dengan mengorbankan kualitas dan integritas. Pertumbuhan kuantitatif jumlah anggota harus sejalan dengan pertumbuhan kualitatif dipegang teguhnya kode etik profesi.
“Tujuan yang jauh ke depan ini membuat organisasi visioner lebih fleksibel dan dapat beradaptasi dengan baik dalam perubahan situasi dan kondisi apapun. Kompetitor terbesar mereka bukan pihak-pihak eksternal namun diri mereka sendiri, karena mereka terus mencari cara untuk menjadi lebih baik setiap waktu,” ucapnya.
Ade Bungsu mengatakan dalam dunia yang tidak menentu ini, satu-satunya konstanta adalah perubahan. Aktuaris harus lebih agile, adaptif, dan inovatif. “Kita harus melepaskan batasan-batasan lama dan menerima tantangan baru dengan pikiran yang terbuka dan dengan strategi yang fleksibel. Pertemuan kita hari ini bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan sebuah conclave strategis yang akan menentukan arah organisasi kita untuk tahun-tahun mendatang,” jelasnya.
Sebagai aktuaris, kita memiliki tanggung jawab strategis. Aktuaris bukan hanya pengelola aset finansial, namun juga forecaster yang memprediksi dan memitigasi risiko. Kita adalah pionir dalam menerapkan matematika dan statistika untuk mengurai kerumitan ekonomi, dan sebagai pelopor, kita juga harus menjadi pemimpin dalam memperjuangkan etika, keterbukaan, dan transparansi.
|Baca juga: Ketua Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) Ade Bungsu: Jumlah Aktuaris di Indonesia Masih Mencukupi
Ade Bungsu menyampaikan bahwa PAI akan memfokuskan diskusi ini pada beberapa tema strategis, termasuk peran aktuaris dalam mengatasi perubahan iklim, memperkuat sistem jaminan sosial yang berkelanjutan, dan mengintegrasikan teknologi baru seperti kecerdasan buatan dan machine learning ke dalam profesi kita.
“Kita juga akan melihat bagaimana kita dapat lebih baik dalam mengkomunikasikan nilai-nilai yang kita jaga, anut, dan sepakati kepada seluruh pemangku kepentingan, baik dalam industri keuangan maupun di semua sektor lainnya,” jelasnya.
Ade menambahkan bahwa PAI juga akan mendalami upaya dapat meningkatkan kerangka kerja pendidikan dan sertifikasi profesi aktuaris, untuk memastikan bahwa kita tidak hanya mempertahankan standar keunggulan yang ketat, tetapi juga mendorong inovasi dan pemikiran kreatif diantara anggota kita.
“Dan yang tidak kalah pentingnya, kita akan membahas tentang bagaimana kita, sebagai komunitas, dapat mendukung satu sama lain, melalui pembelajaran berkelanjutan, berbagi pengetahuan, dan membangun jaringan yang kuat yang akan membantu kita semua untuk tumbuh dan berkembang,” tuturnya.
Kongres PAI yang berlangsung selama dua hari (23-24 November 2023) di Magelang ini dihadiri lebih dari 350 peserta anggota PAI yang datang dari berbagai daerah. Dalam acara tersebut PAI juga mengundang sejumlah mahasiswa dari Fakultas MIPA jurusan Aktuaria Universitas Gajah Mada.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News