Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah ke arah Rp15.600 per dolar AS di tengah ekspektasi pasar mengenai kebijakan suku bunga acuan AS ke depan.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan sentimen penggerak rupiah vs dolar AS kelihatannya belum berubah, masih soal ekspektasi pasar mengenai kebijakan suku bunga acuan AS ke depan.
“Dari notulen rapat terakhir, the Fed terindikasi tidak akan terburu-buru menaikan suku bunga karena the Fed membutuhkan data terbaru yang menunjukkan bahwa inflasi AS sulit turun, dan juga the Fed belum membuka kemungkinan pemangkasan karena inflasi AS masih belum turun mencapai target 2%,” katanya kepada Media Asuransi, Jumat 24 November 2023.
|Baca juga: Sinyal The Fed Belum Jelas, Rupiah Berpotensi Melemah
Menurutnya, kebetulan semalam tidak ada data ekonomi penting terbaru dari AS karena libur Thanksgiving. Dia menjelaskan kalau mengikuti perkembangan semalam dimana dolar AS kembali menguat terhadap mata uang utama dunia, bisa jadi besok di pasar Asia, dolar AS juga ikut menguat terhadap nilai tukar emerging market termasuk rupiah.
“Indeks dolar AS menguat ke area 103,80 lagi malam ini setelah sempat melemah ke kisaran 103,59 di pasar Asia tadi.”
Tapi di sisi lain, sambung Ariston, survei CME FedWatch Tool memperlihatkan mulai berkembangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS karena pasar melihat inflasi AS menurun meskipun belum mencapai target. Ini bisa mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
Dari BI, dia memaparkan soal keputusan suku bunga mungkin tidak mempengaruhi pasar karena sesuai dengan ekspektasi. Tapi pertanyaan soal inflasi yang rendah dan terkendali mungkin bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah.
Dengan dua sentimen yang bertolak belakang ini, Ariston menilai pergerakan rupiah vs dolar AS mungkin bisa seperti hari ini, rupiah melemah lalu menguat. “Potensi pelemahan ke arah Rp15.600, sementara potensi penguatan ke area Rp15.500.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News