1
1

Fitch Upgrade Peringkat Agung Podomoro (APLN) Jadi CC

PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) merupakan perusahaan yang bergerak di sektor pengembangan properti. | Foto: ist

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menaikkan Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) pengembang yang berbasis di Indonesia, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), menjadi ‘CC’ dari ‘C’.

Fitch juga telah menaikkan peringkat obligasi APLN senilai US$132 juta dengan tingkat bunga 5,95% yang jatuh tempo pada 2 Juni 2024 menjadi ‘CC’, dari ‘C’, dengan Peringkat Pemulihan ‘RR4’. Surat utang tersebut diterbitkan oleh anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh APLN, APL Realty Holdings Pte. Ltd., dan dijamin oleh APLN dan beberapa anak perusahaan.

Fitch meyakini adanya kemungkinan terjadinya gagal bayar (default) pada obligasi tanpa jaminan senilai US$132 juta yang jatuh tempo pada bulan Juni 2024 setelah penerbit tersebut mengkonfirmasi pada tanggal 23 November 2023 bahwa pihaknya telah menghentikan usulan penawaran tender untuk membeli kembali sebagian dari obligasi tanpa jaminan tersebut.

|Baca juga: Peringkat Agung Podomoro Land (APLN) Diturunkan ke C oleh Fitch

Pengakhiran ini menyoroti terbatasnya minat dan kemampuan APLN untuk membayar kembali surat utang tersebut jauh di atas harga dasar yang diusulkan sebesar US$600 per setiap US$1.000 nilai nominal,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.

Fitch yakin hal ini meningkatkan kemungkinan perusahaan akan melakukan restrukturisasi surat utang tanpa jaminan seiring dengan semakin dekatnya tanggal jatuh tempo di tengah semakin sempitnya pilihan pembayaran.

APLN memiliki opsi terbatas untuk melunasi obligasi tanpa jaminan senilai US$132 juta setelah menjual sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel yang sudah matang kepada investor selama beberapa tahun terakhir untuk mengurangi utang dan mendanai kebutuhan operasionalnya. APLN memiliki dua properti yang belum dijaminkan, senilai sekitar Rp3,1 triliun (US$195 juta), yang didasarkan pada saham perusahaan. Aset-aset ini dapat dijual atau dijadikan jaminan atas pinjaman baru, namun menurut kami kepemilikan sebagian APLN atas aset-aset ini mengekspos kedua opsi tersebut terhadap risiko eksekusi yang material.

Kami memperkirakan pra-penjualan bersih konsolidasi, tidak termasuk penjualan massal, akan turun sekitar 20% menjadi Rp1,3 triliun pada tahun 2023 (2022: Rp1,7 triliun) di tengah tingginya pembatalan yang terus berlanjut, meskipun lebih lambat dibandingkan puncak kuartal IV/2022.

|Baca juga: Beri Kemudahan Cicilan, Agung Podomoro (APLN) Gandeng 14 Bank Besar

Prapenjualan konsolidasi turun 46% yoy menjadi Rp933 miliar di 9 bulan 2023. Pembatalan terbanyak terjadi di dua proyek terbesar APLN, Podomoro City Medan dan Podomoro Park Bandung.

APLN menyatakan proyek Medan hampir selesai, sedangkan proyek Bandung masih dalam tahap awal. Pra-penjualan bisa turun lebih dari yang kami perkirakan jika tingginya tingkat pembatalan atau jika APLN gagal meluncurkan proyek baru.

Perusahaan induk APLN kemungkinan besar harus bergantung pada dividen yang lebih tinggi dari anak-anak perusahaan yang beroperasi yang memiliki proyek properti untuk memenuhi pembayaran bunga, bahkan ketika arus kas di anak-anak perusahaan tersebut mengetat akibat lemahnya pra-penjualan. Pasalnya, perusahaan induk tidak lagi memperoleh keuntungan dari pendapatan sewa (2022: Rp222 miliar) setelah penjualan mal Central Park pada tahun 2022.

Kami tidak lagi menerapkan Kriteria Pemeringkatan Keterhubungan Induk dan Anak Perusahaan untuk menilai keterkaitan antara APLN dan induk mayoritasnya, PT Indofica, sebuah perusahaan swasta yang dikendalikan oleh CEO Agung Podomoro Group. Peringkat APLN didorong oleh meningkatnya kemungkinan gagal bayar pada obligasi tanpa jaminan senilai US$132 juta yang jatuh tempo pada Juni 2024.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Premi Asuransi Umum Tumbuh 10,1 Persen per Kuartal III/2023
Next Post Inflow Asing Menguat, IPOT Rekomendasikan 3 Saham Ini

Member Login

or