Media Asuransi, JAKARTA – PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hampir 3,5 kali lipat dalam masa penawaran awal (bookbuilding) penerbitan obligasi senilai Rp500 miliar.
Penerbitan surat utang ini telah mendapatkan peringkat idAAA(cg) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan refinancing. Pinjaman ini akan dijamin sepenuhnya oleh Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF, idAAA/Stabil) untuk membayar pembayaran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo.
Dalam proses bookbuilding tersebut, ADCP berhasil oversubscribed hampir 3,5 kali lipat dengan nilai pemesanan efek sebesar Rp1,69 triliun dari target Rp499,9 miliar yang akan diterbitkan. Pendanaan tersebut akan digunakan untuk mempercepat proses pembangunan kawasan-kawasan ADCP.
Pengembangan kawasan juga didukung dengan pembiayaan melalui strategi project financing dengan beberapa pihak, antara lain Kawasan Cisauk Point dari Indonesia Infrastructure Finance (IIF) serta Kredit Modal Kerja BTN untuk Kawasan LRT City Bekasi, LRT City Sentul dan ADHI City Sentul.
|Baca juga: Diuntungkan dari Operasional LRT, Peringkat Adhi Commuter Properti Ditegaskan idBBB Stabil
Sejalan dengan inovasi tersebut, ADCP mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp228,7 miliar dan membukukan laba kotor sebesar Rp79,5 miliar pada periode triwulan III/2023. Hal ini juga didukung dari arus kas positif ADCP yang mencapai Rp163,8 miliar. Nilai ini didukung dari Pengembangan dari 12 Kawasan yang telah dilakukan. Sebanyak lebih dari 50% pengembangan telah terjual dan memiliki nilai sebesar Rp4,1 triliun.
Dari 12 kawasan ini, 6 kawasan di antaranya telah dilakukan serah terima unit kepada seluruh investor dan konsumen, yakni LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT City Bekasi, LRT City Sentul, ADHI City Sentul, serta Tower 1 Cisauk Point. Selanjutnya, di tahun 2024, ADCP akan kembali melakukan serah terima untuk 3 lokasi lanjutan, antara lain Tower 1 LRT City Ciracas, ADHI City Sentul Tahap 2 dan LRT City Tebet.
ADCP masih memiliki aset lahan sebesar 144 hektar di seluruh Jabodetabek untuk nantinya dapat dikembangkan. Prospek pengembangan kawasan ini memiliki kemungkinan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan adanya insentif pembelian properti dari Pemerintah, yang membebaskan PPN untuk Pembelian Hunian di bawah Rp2 miliar.
Insentif pembelian ini akan diterapkan penjualan untuk unit yang sudah siap serah terima atau akan selesai pembangunan. ADCP telah mempersiapkan unit di kawasan LRT City Bekasi Eastern Green dan LRT City Sentul dengan nilai lebih dari Rp300 miliar untuk mendapatkan insentif pembelian properti tersebut.
“Sebagai Perusahaan Terbuka, ADCP tidak pernah berhenti berusaha untuk berinovasi agar proses bisnis perusahaan dapat terus berjalan dengan baik. Upaya dalam peningkatan kinerja dan pemenuhan kewajiban merupakan bentuk dari tanggung jawab ADCP terhadap para pemegang saham,” ungkap Direktur Utama ADCP Rizkan Firman.
|Baca juga: Punya Backup Kuat, Pefindo Afirmasi Peringkat Adhi Commuter Properti idBBB Stabil
ADCP, jelas dia, berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas dan mengembangkan bisnis yang dimiliki, agar tercipta ekosistem kehidupan urban dengan konsep TOD yang menjadi nilai jual dan prinsip yang ditekankan pada bisnisnya. “Konsep ini juga menjadi jawaban bagi para konsumen dan investor untuk berbisnis. LRT City merupakan potensi bisnis terbaik sebagai suatu hunian dengan akses langsung ke lokasi transportasi umum, baik bagi penghuni, maupun bagi para investor.”
Didirikan pada 9 Maret 2018, ADCP adalah pengembang yang mengkhususkan diri pada produk properti dengan konsep transit-oriented development (TOD). Perusahaan menjual apartemen, gedung perkantoran serta rumah tapak, dan menghasilkan pendapatan berulang dari hotel-hotel bermerek GranDhika di Jakarta, Semarang, dan Medan. Per 31 Mei 2023, pemegang saham ADCP adalah ADHI (90%) dan publik (10%).
Sebagai penanggung, CGIF didirikan pada bulan November 2010 sebagai bagian utama dari Asian Bond Market Initiative (ABMI), untuk mempromosikan perkembangan ekonomi dan stabilitas keuangan melalui perkembangan pasar obligasi domestik di kawasan ASEAN. Mandat ini diberikan oleh negara anggota yang terdiri dari negara-negara dalam ASEAN + 3 negara (Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, dan Republik Korea) dan Asian Development Bank (ADB).
CGIF didirikan sebagai trust fund dari ADB (peringkat AAA/stabil dari Standard and Poor’s), yang memiliki arti bahwa walaupun secara operasional dan keuangan terpisah dari ADB, namun secara hukum bukan merupakan badan hukum yang terpisah.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News