Media Asuransi, GLOBAL – Reasuransi Malaysia Berhad (Malaysian Re) memperkenalkan ASEAN Insurance Pulse, dengan fokus khusus pada dampak inflasi terhadap perusahaan asuransi ASEAN.
Presiden dan Chief Executive Officer Malaysian Re, Ahmad Noor Azhari Abdul Manaf mengatakan kompleksitas, kecepatan, dan ketinggian lonjakan inflasi hanya dalam beberapa bulan menghadirkan hal baru bagi sebagian besar dari kita dalam hal ini ndustri.
Temuan utama ASEAN Insurance Pulse 2023 mengungkapkan bahwa lonjakan inflasi sepanjang tahun 2022 menyebabkan pengetatan kebijakan moneter, sehingga mengakibatkan volatilitas pasar modal dan depresiasi mata uang di negara-negara berkembang tertentu.
Dilansir dari laman Reinsurance News, perusahaan asuransi menghadapi tantangan baik dalam bidang underwriting maupun investasi, yang berdampak pada operasional dan berkontribusi terhadap penurunan kapasitas reasuransi.
|Baca juga: Asuransi Umum Malaysia Catat Premi Bruto Tumbuh 7,3 Persen di Semester I/2023
Perusahaan asuransi yang mengkhususkan diri pada lini pribadi seperti asuransi kendaraan bermotor, properti, dan kesehatan lebih terkena dampaknya dibandingkan perusahaan yang berfokus pada lini komersial atau reasuransi.
CEO Malaysian Re menyoroti antisipasi dampak inflasi terhadap klaim, dengan mengutip pembelajaran dari kerugian besar selama banjir di Australia Timur pada tahun 2021.
Dampaknya terhadap pembayaran klaim, biaya bahan pengganti, dan kekurangan pekerja konstruksi menggarisbawahi perlunya perusahaan asuransi beradaptasi terhadap tantangan terkait inflasi.
Meskipun perusahaan asuransi telah menerapkan langkah-langkah manajemen risiko untuk menguji dampak inflasi terhadap pembukuan dan cadangan devisa mereka, kekhawatiran utama yang disoroti dalam laporan ini adalah risiko kurangnya asuransi di kalangan pemegang polis.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News