1
1

Healthy Lifestyle dan Asuransi, Kunci Hidup Sejahtera dan Terjamin

Seorang wanita sedang olah raga lari mengitari taman. | Foto: pixabay.com

Media Asuransi, JAKARTA – Pola hidup sehat atau healthy lifestyle kian menjadi tren di Tanah Air. Semakin banyak individu yang menyadari pentingnya menjalani kebiasaan atau pola keseharian yang teratur dan sehat serta bermanfaat untuk jasmani dan rohani yang berdampak pada meningkatnya kualitas hidup.

“Kebiasaan baik tersebut dapat membantu mencegah datangnya berbagai penyakit kronis dan membantu menjaga kestabilan emosional,” kata dokter Verury Verona Handayani dari halodoc dalam keterangan resmi, Selasa, 12 Desember 2023.

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), mendefinisikan healthy lifestyle sebagai cara menjalani hidup yang meminimalkan risiko terserang penyakit kronis atau kematian dini. Oleh karena itu, WHO mengajak lebih banyak individu dari berbagai wilayah untuk mengadopsi pola hidup sehat.

Pola hidup sehat memang tidak mencegah semua penyakit. Namun, menurut WHO, risiko dari sebagian besar penyakit yang saat ini dominan menyebabkan kematian di dunia, seperti sakit jantung dan kanker paru-paru, dapat diminimalkan dengan pola hidup sehat. Sejumlah penelitian ilmiah bahkan telah menyimpulkan bahwa beberapa pola hidup yang kurang sehat telah berkontribusi signifikan pada penyakit kronis dan kematian dini.

|Baca juga: Pengguna Halodoc Bisa Akses Asuransi Lebih Efisien

Di sisi lain, WHO mengingatkan bahwa menjaga kesehatan tidak hanya soal menghindari penyakit, tetapi juga mencakup upaya untuk memelihara berbagai aspek kehidupan meliputi keandalan fisik, mental, dan juga sosial. Tak kalah penting, adaptasi pola hidup sehat akan menjadi contoh positif yang akan ditiru oleh keluarga, terutama anak-anak.

WHO merekomendasikan tiga hal utama untuk menjalani gaya hidup sehat, yakni:

1. Pola makan sehat

Setiap individu disarankan menjalankan pola makan sehat (healthy eating). Pola makan yang tidak sehat dinilai berpotensi menyebabkan penyakit kronis, seperti jantung, hipertensi, dan diabetes.

Pola makan sehat itu diwujudkan antara lain dengan memperbanyak makan buah dan sayuran, khususnya yang segar. Selain itu, WHO mengajak setiap orang untuk mengurangi asupan lemak, gula, dan garam.

2. Berolahraga

Olahraga atau aktif melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menari, bermanfaat signifikan bagi kesehatan. Aktivitas fisik secara rutin, dapat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes dan osteoporosis, membantu mengontrol berat badan, serta meningkatkan kesehatan mental.

Menurut WHO, mengambil bagian dalam aktivitas fisik juga meningkatkan kesempatan untuk bersosialisasi, memperluas jaringan dan memperkuat identitas budaya. Aktivitas fisik memiliki pengaruh positif bagi komunitas dan masyarakat dengan mendorong interaksi dan memperkuat kohesi sosial.

3. Menjaga berat badan ideal

Dua anjuran di atas sangat terkait dengan upaya setiap individu untuk mencapai berat badan ideal. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa  berat badan yang berlebihan meningkatan risiko pada kesehatan.

Berat badan ideal ini diukur dengan Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh. BMI memperhitungkan berat badan seseorang dalam kilogram yang dibagi dengan tinggi badan (kuadrat) dalam satuan meter. WHO merekomendasikan BMI yang normal berada pada rentang 18,5-24,9.

|Baca juga: Halodoc Buka Suara Usai Lakukan PHK pada Sejumlah Karyawan

Menurut Verury Verona Handayani, berdasar informasi tersebut, tampak jelas bahwa pola hidup sehat merupakan hal untuk menjaga kesehatan setiap orang baik secara fisik maupun mental. “Meskipun potensi gangguan kesehatan dapat menyerang pada siapa saja. Namun, perlu diingat bahwa risiko tersebut akan lebih tinggi pada orang yang memiliki pola hidup tidak sehat,” kata dokter dari halodoc ini.

Di samping itu, risiko penyakit di masa depan pun masih berpotensi untuk datang dan menimbulkan dampak lainnya, terutama risiko finansial untuk membiayai pengobatan dan perawatan medis. Berhadapan dengan risiko tersebut, menurut Verury, asuransi menjadi salah satu pilihan terbaik bagi setiap individu sebagai langkah antisipatif dalam melindungi diri dan keluarga dari risiko finansial akibat kondisi kesehatan yang menurun.

Memang, asuransi tidak serta-merta dapat mengeliminasi risiko yang mungkin terjadi di masa depan. Namun, asuransi akan sangat berfungsi untuk mengurangi dampak atau kerugian finansial yang timbul dari risiko yang mungkin terjadi di masa depan. “Asuransi memungkinkan seseorang untuk mengantisipasi potensi kerugian yang kemungkinan timbul dari risiko yang selalu mengintai,” tegasnya.

Dia tambahkan, asuransi akan membiayai pengobatan dan perawatan sesuai dengan syarat dan ketentuan pada polis bila terjadi risiko seperti penyakit atau kecelakaan yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit. Dengan demikian nasabah asuransi bisa mendapatkan perawatan optimal ketika sakit tanpa perlu menguras tabungan dan hasil investasi.

Tanpa asuransi, dana yang sudah dianggarkan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai impian akan terpakai untuk membayar tagihan rumah sakit dan biaya pengobatan atau pemulihan akibat risiko kesehatan atau kecelakaan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. “Alhasil, perencanaan keuangan yang sudah ada menjadi berantakan dan harus disusun ulang kembali,” tuturnya.

Lebih lanjut Verury mengingatkan bahwa selain dengan mengikuti dan menerapkan pola hidup sehat yang akan meminimalkan risiko datangnya penyakit kronis dan kematian dini, perlu dilengkapi dengan adanya perlindungan dari asuransi agar dapat menghadapi masa depan dengan lebih tenang.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Social Impact Fund Wujud Komitmen Allianz Dukung SDG
Next Post OJK Luncurkan Peta Jalan Edukasi dan Pelindungan Konsumen

Member Login

or