Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) diketahui akan menerbitkan Sukuk Mudharabah Subordinasi Jangka Menengah BSI Tahun 2023 sebesar Rp200 miliar.
Rencana penerbitan sukuk tersebut telah diganjar peringkat peringkat idAA(sy) oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Pada saat yang sama, Pefindo juga menegaskan peringkat idAAA dengan prospek stabil untuk Bank BSI dan peringkat idAA(sy) untuk Sukuk Subordinasi Mudharabah BSM Tahun 2016 yang masih beredar.
Obligasi Subordinasi diberikan dua tingkat lebih rendah dari peringkat Perusahaan untuk mengakomodasi risiko surat utang tersebut yang dapat dihapusbukukan jika terjadi kondisi non-viability, sebagaimana tercatat dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 11/POJK.03/2016.
|Baca juga: Fitch Naikkan Peringkat Bank Syariah Indonesia Jadi BBB- Stabil
“Peringkat Perusahaan terutama dipengaruhi oleh tingkat dukungan yang sangat kuat dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku Induk Perusahaan, sebagai tambahan terhadap profil kredit standalone Bank BSI yang mencerminkan posisi yang sangat kuat di segmen perbankan syariah, permodalan yang sangat kuat, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang sangat kuat, namun sebagian dibatasi oleh tingkat persaingan yang ketat serta kondisi makroekonomi yang menantang,” tulis Pefindo dalam keterangan resminya.
Peringkat dapat diturunkan jika Pefindo menilai ada penurunan dukungan induk yang material, yang dapat diindikasikan dari penurunan kepemilikan saham yang signifikan atau kontribusi Bank Syariah Indonesia ke induk yang menurun.
Bank BSI dibentuk pada Februari 2021 berdasarkan penggabungan usaha antara PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 30 Juni 2023, pemegang saham Bank BSI adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (51,47%), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (23,24%) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (15,38%), perseorangan (0,04%) dan publik (9,87%). Bank BSI menjalankan bisnisnya didukung oleh lebih dari 18,260 karyawan, 1,130 kantor dan 2,500 ATM di seluruh Indonesia.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News