Media Asuransi, JAKARTA – Riset yang dilakukan IFG Progress menunjukkan betapa pentingnya asuransi pertanian dalam rangka mengamankan ketahanan pangan secara global.
Dalam Economic Bulletin-Issue 38 bertajuk The Urgency of Crop Insurance, Tim Riset IFG Progress yang diketuai oleh Reza Yamora Siregar menerangkan bahwa mayoritas lumbung padi dunia berasal dari negara-negara Asia, terutama China, India, dan beberapa negara ASEAN. “Fluktuasi harga pangan, khususnya beras, dalam 15 tahun terakhir mengancam ketahanan pangan global.”
|Baca juga: Mentan: Pentingnya Asuransi Pertanian Atasi Risiko Kerugian Gagal Panen
Di mayoritas negara ASEAN, sektor pertanian masih menjadi salah satu tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi, ketersediaan pangan serta lapangan pekerjaan. Risiko bencana alam, fluktuasi harga, dan risiko operasional adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi petani dalam menjaga stabilitas produksi.
Di tengah risiko ini, asuransi pertanian menjadi opsi penting untuk memitigasi dampaknya. Asuransi pertanian telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan keberanian petani dalam mengambil keputusan yang berisiko tetapi menguntungkan.
Di Indonesia, lebih dari 29% penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian, perikanan dan kehutanan. Asuransi pertanian dapat melindungi stabilitas petani terutama petani kecil yang rentan terhadap risiko seperti fluktuasi harga dan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia.
Di Indonesia Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), telah menjadi inisiatif pemerintah Indonesia sejak 2012 untuk melindungi para petani. Saat ini, sekitar 353,3 ribu hektare lahan telah terlindungi oleh AUTP, hal ini menjadi bukti upaya untuk mengurangi risiko sektor pertanian di Indonesia.
|Baca juga: Dasar Hukum Asuransi Pertanian dan Perlunya Mitigasi Risiko bagi Petani
Sektor pertanian merupakan sektor sosial-ekonomi yang berkontribusi secara signifikan pada pertumbuhan ekonomi (PDB), kesejahteraan pangan masyarakat, dan penciptaan lapangan kerja di mayoritas negara ASEAN kecuali Brunei Darusalam dan Singapura.
Dalam siklus produksi, produsen pertanian menghadapi berbagai risiko yang dapat mengancam hasil produksi, pendapatan, dan juga konsumsi mereka. Sebagai upaya mitigasi risiko, asuransi pertanian merupakan salah satu opsi yang dapat digunakan oleh produsen pertanian dari berbagai risiko seperti bencana alam atau akibat perubahan iklim di masa depan. Berdasarkan berbagai studi literatur, asuransi pertanian dapat meningkatkan produktivitas lahan.
Dalam upaya menjaga stabilitas sektor pertanian, asuransi pertanian turut didukung oleh Pemerintah melalui subsidi premi di berbagai negara di ASEAN seperti Thailand, Filipina, Indonesia, dan Vietnam.
Letak geografi Indonesia berada di cincin Api Pasifik sehingga hampir seluruh wilayah di Indonesia sering mengalami bencana, dimana hal ini dapat menimbulkan risiko gagal panen ataupun kerugian terhadap lahan pertanian. “Oleh karena itu, mitigasi risiko melalui asuransi pertanian di wilayah Indonesia secara menyeluruh menjadi tugas yang mendesak.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News