Media Asuransi, JAKARTA – Jalan layang dibuat untuk mempermudah akses pengguna jalan supaya dapat lancar mengemudi hingga tujuan. Seperti Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) II (Elevated) atau biasa disebut Jalan Tol Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) dengan panjang lebih dari 36 km di atas jalur eksisting Tol Jakarta-Cikampek.
Akhir-akhir ini sering terdengar kabar kendaraan yang mengalami masalah di jalan tol layang tersebut. Seperti ban pecah, kecelakaan tunggal seperti mobil terguling atau menabrak pembatas jalan, hingga tabrakan beruntun.
|Baca juga: 55 Ribu Kendaraan Lewati Jalan Tol Jogja-Solo hingga Karanganom di Arus Mudik Natal 2023
Berikut alasan Anda wajib hati-hati saat mengemudi mobil di jalan tol layang seperti yang dikutip dari laman resmi Toyota Astra, Senin, 1 Januari 2024.
- Angin Samping yang Kuat
Semua jalan layang memiliki bahaya laten serupa yakni embusan angin kencang dari samping (side wind). Masalahnya, dorongan angin tidak terlihat dan Anda baru menyadarinya ketika mobil bergerak sendiri ke samping tanpa dibelokkan.
- Lebar Jalan Terbatas
Mengingat lahan yang terbatas, jalan layang biasanya memiliki lebar badan jalan yang terbatas meskipun masih sesuai aturan. Selain itu, jumlah lajurnya pun biasanya hanya 2 untuk 1 arah. Karena itu Anda harus waspada atas pergerakan kendaraan lain di sekeliling.
- Bahu Jalan Sempit
Umumnya bahu jalan layang juga memiliki lebar yang terbatas. Kecuali dalam kondisi darurat seperti ganti ban bocor atau mobil mogok, Anda tidak boleh berhenti di bahu jalan meskipun untuk istirahat.
- Sambungan Jembatan
Konstruksi jalan layang biasanya terdiri dari beberapa segmen jalan yang digabungkan satu sama lainnya menggunakan struktur berbahan besi. Konstruksi besi penyambung ini dibuat fleksibel yang dapat membuat mobil melambung atau oleng kalau dilewati dengan kecepatan tinggi.
- Ada Pagar Pembatas Jalan
Berbeda dengan jalan tol pada umumnya yang memiliki clear zone atau run-out area cukup luas di sisi kiri bahu jalan supaya pengemudi dapat ‘membuang’ mobil jika bermasalah. Berbeda dengan jalan tol layang di mana Anda langsung berhadapan dengan pagar pembatas jalan.
- Kontur Jalan Naik-turun dan Berliku
Kontur jalan tol layang naik-turun dan kadang berliku. Dengan lebar badan jalan terbatas dan angin kencang, jelas menambah tingkat kesulitan mengemudi di sana. Selain itu, hanya tersedia satu akses masuk dan keluar di ujung jalan yang notabene berjarak lebih dari 30 km.
- Tidak Ada Rest Area
Begitu di atas, Anda tidak memiliki akses ke rest area untuk istirahat, makan, atau urusan ke toilet. Mobil juga tidak bisa mengisi bahan bakar dan kalau ada masalah tidak memiliki ruang yang memadai untuk perbaikan. Karena itu jika Anda ragu dengan kondisi diri atau mobil, sebaiknya berkendara di jalan tol di bawahnya.
Melihat beberapa kendala di atas, berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan ketika mengemudi di jalan tol layang.
Jaga Kondisi Mobil
Dengan jarak tempuh lebih dari 30 km tanpa akses turun di tengah jalan, tentu akan sangat merepotkan kalau sampai mobil mogok. Apalagi bahu jalan terbatas dan kondisi jalan membutuhkan daya tahan mobil. Solusinya adalah servis berkala di bengkel resmi Toyota supaya mobil selalu prima.
Patuh Aturan Batas Kecepatan Mobil
Batas kecepatan yang diizinkan adalah 60–80 km/jam. Anda wajib patuh mengingat kondisi jalan yang rawan kecelakaan karena ketinggian dan kontur jalan naik-turun bahkan berliku. Ditambah ada risiko dorongan angin samping dan sambungan antar jembatan yang dapat membuat mobil oleng atau ban bocor.
Jaga Kondisi Pengemudi dan Penumpang
Butuh kewaspadaan dan fokus yang tinggi terkait kondisi berkendara yang berat. Anda tidak bisa istirahat atau berganti pengemudi karena bahu jalan yang sangat terbatas dan tidak ada rest area. So, pastikan pengemudi dalam kondisi fit. Perhatikan pula kebutuhan penumpang seperti makanan, minuman, dan urusan ke toilet.
Pastikan Bahan Bakar Aman
Karena tidak ada rest area, makanya tidak tersedia pom bensin dalam perjalanan lebih dari 30 km. Ditambah kalau sampai ada macet yang membuat waktu tempuh semakin lama dan konsumsi bensin bertambah. Pastikan posisi indikator bensin minimal seperempat supaya tidak kehabisan BBM.
Jaga Jarak Aman
Beri jeda dengan kendaraan di depan sehingga Anda memiliki ruang yang cukup untuk bertindak kalau mereka bermasalah akibat angin samping atau kendala lainnya. Jaga jarak aman juga memberikan ruang kepada mobil di belakang untuk bertindak ketika Anda melakukan manuver atau mengerem mendadak.
Dilarang Mengemudi di Bahu Jalan
Kecuali darurat, Anda tidak boleh berhenti di bahu jalannya yang sangat sempit, apalagi kalau sampai speeding untuk menyalip mobil lain di lajur utama. Kontur jalan naik-turun dan sambungan antar jembatan akan membuat mobil sulit dikendalikan dan berisiko kecelakaan.
Tenang Saat Ada Angin Kencang dari Samping
Tetap tenang dan jangan memutar kemudi secara tiba-tiba kalau terasa ada dorongan dari side wind. Perlahan, kurangi kecepatan dan arahkan kemudi ke arah yang benar sesuai garis marka jalan. Hindari pengereman karena akan membuat mobil sulit dikendalikan dan berisiko tabrakan beruntun.
Editor: Wahyu Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News