1
1

Perhiasan Zero Waste Karya UMKM Binaan Pertamina Tembus Pasar Global

Perhiasan zero waste karya UMKM binaan Pertamina mendunia. | Foto: Pertamina

Media Asuransi, JAKARTA – Perhiasan berkelas seringkali dikaitkan dengan bahan seperti emas, perak, atau batu permata. Namun bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Artistica Jewelry, kemewahan perhiasan justru lahir dari kreativitas dan kejelian menyajikan karya seni perhiasan dari limbah kaca.

Perhiasan dengan sentuhan liontin dan manik-manik limbah kaca yang diproduksi di Ngagel Tama Selatan, Surabaya, ini pun telah mendunia.

Sieltje Kurniawan, pemilik UMKM Artistica Jewelry menyajikan konsep yang diterapkan dalam bisnisnya, yaitu mengurangi sampah dengan mengubahnya menjadi perhiasan bernilai melalui kolaborasi dengan UMKM lain, dan berfokus pada pengembangan generasi muda.

Konsep ini sejalan dengan produk di galerinya yang dipenuhi perhiasan menakjubkan dari barang-barang bekas. Saat ini, 90 persen produk Artistica Jewelry telah diekspor ke Swedia, Puerto Rico, dan Malaysia.

|Baca: Menkeu Berharap PT PII Terus Berkontribusi untuk Pembangunan Indonesia

“Pecahan kaca identik sebagai bahan yang tidak memiliki nilai bahkan dianggap berbahaya, namun kami merasa tertantang setelah banyak pelanggan dari luar negeri meminta perhiasan berbahan dasar recycle,” kata Sieltje, pemilik Artistica Jewelry, dikutip dari keterangan resmi Pertamina, Minggu, 7 Januari 2024.

“Hingga akhirnya kami mulai memproduksi plastik, kaca (dari botol parfum, keramik pecahan piring, dan cangkir), serta limbah kulit kerang mutiara maupun limbah lainnya, menjadi bros, anting, gelang, dan kalung,” tambah Sieltje.

Berkolaborasi dengan para pengrajin perhiasan dan pengrajin asah batu

Untuk menghasilkan perhiasan pesanan dari para pelanggannya, ia berkolaborasi dengan para pengrajin perhiasan dan pengrajin asah batu di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini dilakukan karena dibutuhkan keterampilan dan ketelitian untuk memilah, memotong, dan melakukan proses faceting pada kaca recycle untuk membentuk menjadi seperti batu permata.

“Mereka mengerjakan dengan cara tradisional sehingga memungkinkan sekali bagi pelanggan custom perhiasan yang diimpikan. Kolaborasi ini bertujuan memberdayakan para pengrajin, sehingga usaha ini tidak sekadar mencari profit, tetapi juga memiliki misi sosial, ekonomi, dan lingkungan,” ujar wanita yang meneruskan usaha orang tuanya sejak 2016.

Tidak hanya itu, Artistica Jewelry berkolaborasi juga dengan pemulung, panti asuhan, menerima magang dari SMK dan universitas, bekerja sama dengan Diaspora, Disperindag, Dinkop, serta pihak lain untuk mendukung proses produksi dan memasarkan produknya secara lokal, internasional, dan melalui e-commerce luar negeri.

“Kolaborasi juga terjalin dengan UMKM seperti Khen Tenun (NTT) dan Lusee Bag Leather untuk menciptakan perhiasan dari sisa produksi,” kata Sieltje.

VP Corporate Communication Pertamina Fajar Djoko Santoso mengatakan UMKM dengan produk yang berfokus pada isu lingkungan akan memiliki kesempatan lebih besar untuk memperluas pasarnya ke kancah global. Untuk itu, Pertamina memiliki program pembinaan kepada UMKM binaannya, dengan menerapkan program Go Green dalam menjalankan bisnisnya.

“UMKM yang memerhatikan isu lingkungan dalam menjalankan usahanya seperti pemanfaatan produk limbah serta proses produksi ramah lingkungan, secara tidak langsung telah memberikan edukasi kepada konsumen, dan memiliki peluang dalam memperluas pemasarannya, karena isu lingkungan kini telah menjadi perhatian masyarakat seluruh dunia,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pemerintah Dukung Penuh Potensi Pertumbuhan Niaga Elektronik
Next Post Produksi Pembangkit Listrik Berbasis Energi Bersih Pertamina NRE Melonjak 18% di 2023

Member Login

or