Sekolah Tinggi Manejemen Asuransi (STMA) Trisakti bekerjasama dengan Perkumpulan Ahli Manajemen Jaminan dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI) menggelar seminar setengah hari bertema “Strategi Pengelolaan Asuransi Kesehatan yang Menghasilkan Profitabilitas”, di Kampus C STMA Trisakti, Jakarta Timur, 15 Agustus 2019. Seminar yang diikuti oleh sekitar seratus peserta dari kalangan akademisi serta pegiat asuransi kesehatan dari berbagai perusahaan asuransi, baik asuransi jiwa maupu asuransi umum ini, dilatarbelakangi oleh pasar asuransi kesehatan di Indonesia yang memang menjanjikan. Namun kontribusi premi dari lini asuransi ini masih kalah dibanding sektor bisnis asuransi yang lainnya. Hal ini ditengarai disebabkan oleh masih banyaknya perusahaan asuransi yang belum terlalu memahami pengelolaan risiko jenis asuransi ini, baik pada saat penutupan asuransi kesehatan, penetapan kecukupan premi, maupun dalam penanganan klaim, hingga banyak perusahaan asuransi yang bermain pada jenis produk ini tidak mengalami peningkatan keuntungan secara umum.
Hadir sebagai nara sumber pada acara ini tigaorang pembicara. Pertama, Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri Sabam Hutajulu dengan tema “Health Insurance, Our Experience and Moving Forward”. Pembicara kedua, President Director PT Lippo General Insurance Tbk Agus Benjamin, “Strategi Menghitung Kecukupan Premi dalam Asuransi Kesehatan”. Sedangkan pembicara ketiga, Pofesor Herkutanto yang menjelaskan tentang pengelolaan klaim dan penanganan fraud yang terjadi dalam bisnis asuransi kesehatan.
Sebelum seminar dimulai, Ketua PAMJAKI Rosa Ginting mengapresiasi STMA Trisakti dalam kerja sama hingga terlaksananya seminar tentang asuransi kesehatan ini. Rosa mengungkapkan bahwa saat ini anggota PAMJAKI berjumlah sekitar 2.000 orang, yang siap terus mengembangkan asuransi kesehatan ini di Indonesia. Asuransi kesehatan ini, menurutnya adalah produk asuransi yang unik, kompleks, dan berisiko. “PAMJAKI telah memiliki lembaga sertifikasi profesi untuk asuransi kesehatan, LSP-JAKI. Kita juga mengeluarkan sertifikat bagi mereka yang berkompeten di bidang asuransi kesehatan. Ini tentu untuk pemenuhan seruan dari OJK agar memiliki tenaga yang certified di bidangnya. Mudah-mudahan ini juga membantu berjalannya program-program OJK,” ungkap Rosa.
Apresiasi yang sama juga disampaikan oleh Deputi Direktur Pengawasan Asuransi-OJK, Kristanto Andi Handoko atas terlaksananya acara seminar ini. Dia menyampaikan bahwa profitabilitas itu sebenarnya adalah bottom line atau underwriting result. Saat ini masih ada perusahaan asuransi yang memang mencari nama, artinya yang perhatikan adalah top line-nya, misalnya dengan mendapatkan penghargaan dari berbagai awarding, kemudian di foto-foto. Akan tetapi, ungkap Kristanto, foto yang paling jelas mengungkap perusahaan itu adalah laporan keuangannya. “Jadi, bagaimanapun dibikin cantik gedungnya, hadir di berbagai billboard, tapi selama laporan keuangannya masih merah, itu buat apa? Di sini kita duduk bersama-sama, kita berdiskusi, apa yang harus kita lakukan untuk bisnis asuransi kesehatan di Indonesia,” kata Kristanto.
Sementara itu, Ketua STMA Trisakti Ariyanti Suliyanto mengungkapkan bahwa seminar ini adalah kali pertama baginya berkolaborasi dengan PAMJAKI. Di awal tahun ini, dua lembaga tersebut telah menandatangani kerja sama strategis. “Kerja sama dengan PAMJAKI ini akan kita lanjutkan di bidang pendidikan formal. Yaitu dengan membuka konsentrasi asuransi kesehatan pada mata kuliah di program S1 Manajemen. Jadi, bersama PAMJAKI kami sudah menyiapkan kurikulum dan tenaga pengajarnya,” tandas Ariyanti. Fir
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News