Media Asuransi, JAKARTA – PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina berupaya mengembangkan pemanfaatan biomethane yang berasal dari limbah kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) di Indonesia.
Dalam realisasinya, PGN melibatkan anak perusahaan yakni PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) untuk menindaklanjuti kerja sama pemanfaatan biomethane terkompresi (Bio-CNG) dengan PT KIS Biofuels Indonesia (KIS).
Pertama kali dilakukan di Indonesia
Kerja sama pemanfaatan Bio-CNG untuk pelanggan ritel adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Untuk langkah awal, KIS akan menyalurkan sekitar 36.500 MMBTU di tahun pertama kepada Gagas. Selanjutnya kebutuhan ini bakal disesuaikan dan dapat meningkat hingga 100 persen di tahun kelima.
|Baca: Tol Pekanbaru-Bangkinang-Pangkalan Tuntas April 2024, Basuki: Hubungkan Wilayah Riau dan Sumbar!
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari menegaskan kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU antara PGN dengan KIS dalam ajang G20 di Bali pada 2022. Kerja sama ini bentuk komitmen PGN dalam memperluas pemanfaatan energi ramah lingkungan dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Indonesia.
“Serta menjadi contoh bagi pemanfaatan sumber baru terbarukan yang sustainable. Kerja sama pemanfaatan Bio-CNG antara Gagas dan KIS untuk pelanggan ritel adalah langkah baru yang kami lakukan untuk mendukung pemerintah guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2060,” ujar Rosa, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu, 13 Januari 2024.
PGN memetakan, ke depan Bio-CNG dapat menjadi opsi untuk meningkatkan pasokan gas bumi di wilayah Sumatra, Kalimantan, dan sekitarnya. Karakter Bio CNG yang mirip dengan gas bumi yang dialirkan oleh PGN, memungkinkan fleksibilitas mekanisme swap/tukar antar kedua jenis komoditas tersebut termasuk pemanfaatan infrastruktur yang dimiliki PGN.
|Baca: Unit Usaha Syariah Asuransi Umum dengan Aset terbesar Tahun 2021 – 2022 (dalam jutaan rupiah)
Pengembangan proyek Bio-CNG potensial menjadi energi baru terbarukan yang dapat membantu menekan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan lebih ramah lingkungan.
Direktur KIS KR Raghunath mengungkapkan kerja sama menangkap metana dari limbah cair kelapa sawit akan semakin memperkuat industri biomethane di Indonesia dan membantu menekan emisi gas rumah kaca. “Proyek ini akan membantu mengurangi permasalahan emisi dan mendukung Indonesia mencapai target NZE,” pungkas Raghunath.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News