1
1

Akhir Pekan, Rupiah Perdagangan Sore Perkasa di Rp15.550/US$

Ilustrasi. | Foto: Setkab

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan Jumat atau di akhir pekan terpantau menguat ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.562 per US$. Diharapkan katalis positif bisa terus berdatangan dan meredam keperkasaan mata uang Paman Sam.

Mengutip Bloomberg, Jumat, 12 Januari 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore menguat di Rp15.550 per US$, naik 1,5 poin atau setara 0,01 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.542 hingga Rp15.570 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.455 per US$.

|Baca: Clyde & Co Menangkan Peradilan Kasus Runtuhnya Nacalle Turbin Angin di Thailand

Sementara itu, dolar AS melonjak terhadap euro dan mencapai level tertinggi dalam satu bulan terhadap yen pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Penguatan terjadi setelah data terbaru menunjukkan bahwa inflasi harga konsumen berada di atas ekspektasi para ekonom pada Desember.

Adapun rilis data inflasi itu meningkatkan keraguan bahwa Federal Reserve akan melakukan pemangkasan suku bunga secepat yang diharapkan pedagang. Adapun Indeks Harga Konsumen (CPI) utama naik 0,3 persen bulan lalu, dengan kenaikan tahunan sebesar 3,4 persen.

Indeks dolar as naik

Indeks dolar yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang rivalnya, terakhir naik 0,08 persen hari ini di 102,42. Mata uang ini diperdagangkan di sekitar 102,20 sebelum data dirilis. Sedangkan euro merosot 0,06 persen hari ini menjadi US$1.096.

|Baca: Tol Pekanbaru-Bangkinang-Pangkalan Tuntas April 2024, Basuki: Hubungkan Wilayah Riau dan Sumbar!

Greenback menguat 0,13 persen menjadi 145,97 yen, setelah sebelumnya mencapai 146,10 yen, tertinggi sejak 11 Desember. “Rincian laporan tersebut akan membuat para pejabat Fed bersikap dovish,” kata Kepala Analis Mata Uang ForexLive Adam Button, di Toronto.

Para pedagang memperkirakan ekspektasi agresif terhadap penurunan suku bunga tahun ini, di mana The Fed diperkirakan mulai menurunkan suku bunga pada Maret. Namun, peluang penurunan suku bunga pada Maret turun menjadi 65 persen dari 67 persen pada Rabu waktu setempat, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Para pedagang memperkirakan bank sentral AS akan melonggarkan ketentuan moneter ketika perekonomian AS melemah dan inflasi kembali mendekati target tahunan The Fed sebesar dua persen. Namun data pada Kamis waktu setempat menunjukkan hal itu mungkin tidak terjadi secepat yang diperkirakan beberapa orang.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Clyde & Co Menangkan Peradilan Kasus Runtuhnya Nacalle Turbin Angin di Thailand
Next Post IHSG Sore di Akhir Pekan Menghijau, 228 Saham Menguat

Member Login

or