1
1

Minyak Dunia Tertekan di Tengah Konflik Timur Tengah

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak melemah tipis pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pelemahan terjadi karena dampak konflik Timur Tengah yang terbatas terhadap produksi minyak mentah mendorong aksi ambil untung setelah benchmark minyak naik dua persen pada minggu lalu.

Mengutip The Business Times, Selasa, 16 Januari 2024, minyak mentah berjangka Brent turun 14 sen atau sekitar 0,2 persen menjadi US$78,15 per barel. Tidak ada penyelesaian untuk minyak mentah West Texas Intermediate AS karena libur Hari Martin Luther King Jr di AS. Tapi harga acuannya turun 18 sen atau sekitar 0,3 persen menjadi US$72,50.

|Baca: 4 Saham Ini Direkomendasikan saat IHSG Uji Level 7.201

Kedua harga minyak acuan tersebut turun lebih dari US$1 per barel di awal sesi. Sementara itu, beberapa pemilik kapal tanker menghindari Laut Merah dan beberapa kapal tanker mengubah arah pada Jumat lalu setelah AS dan Inggris melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman.

Perang Israel melawan Hamas di Gaza

Hal itu dilakukan setelah serangan kelompok yang bersekutu dengan Iran terhadap sejumlah kapal sebagai tanggapan atas perang Israel melawan Hamas di Gaza. Konflik tersebut juga menghambat setidaknya empat kapal tanker gas alam cair yang melakukan perjalanan di wilayah tersebut.

“Realisasi bahwa pasokan minyak tidak terkena dampak buruk menyebabkan kenaikan pada minggu lalu untuk mengambil keuntungan. Dan penurunan ini agak diperburuk oleh dolar yang sedikit lebih kuat,” kata Pialang Minyak PVM Tamas Varga.

Di sisi lain, Kepala perunding Houthi Yaman memperingatkan serangan terhadap kapal-kapal yang menuju Israel akan terus berlanjut. Sebuah rudal balistik anti-kapal yang ditembakkan oleh militan Houthi menghantam kapal kontainer berbendera Kepulauan Marshall, milik dan dioperasikan AS, kata militer AS dalam sebuah postingan di platform media sosial X.

|Baca: Berikut Penjelasan tentang Pengawasan Khusus OJK dan Kriterianya

Sejauh ini tidak ada kehilangan pasokan minyak, namun gangguan pengiriman secara tidak langsung memperketat pasar dengan menahan 35 juta barel di laut. “Karena perjalanan yang lebih jauh yang harus dilakukan oleh pengirim barang untuk menghindari Laut Merah,” pungkas Analis Citi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Wall Street Libur Peringati Hari Martin Luther King
Next Post BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Ekonomi

Member Login

or