1
1

Resmi Tercatat Di Bursa, Surat Berharga Perpetual  IIF 2023 Berhasil Himpun Dana Rp335 Miliar

Pembangunan ifrastruktur yang di biayai PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF). | Foto: iif.co.id

Media Asuransi, JAKARTA –  PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) telah menerbitkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 dengan nilai emisi sebesar Rp355.190.000.000.

Penerbitan Surat Berharga tersebut telah resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Januari 2024. Sebelumnya IIF juga telah berhasil mencatatkan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 sebesar Rp500.000.000.000, pada 27 Desember 2023.

Pencatatan dua instrumen tersebut di BEI memiliki signifikansi tersendiri bagi IIF dalam hal alternatif sumber pendanaan dan membuktikan suatu pencapaian baru bagi IIF di sektor Pasar Modal Indonesia.

|Baca juga: IIF Menerbitkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan

Presiden Direktur IIF, Reynaldi Hermansjah, mengatakan bahwa tingkat imbal bagi hasil yang ditetapkan tergolong kompetitif untuk menarik minat dan partisipasi publik. Menurutnya, Kupon Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 sebesar 6,45 persen untuk tenor 370 hari, 6,70 persen untuk tenor 3 tahun, dan 6,80 persen untuk tenor 5 tahun serta imbal bagi hasil Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 sebesar 8,25 persen per tahun yang diberikan tergolong kompetitif.

“Hal tersebut merupakan upaya kami dalam melibatkan partisipasi masyarakat untuk mendukung pertumbuhan proyek infrastruktur yang berkelanjutan di Indonesia” ungkap Reynaldi dalam keterangan resmi yang dikutip, Selasa, 16 Januari 2024.

Reynaldi juga mengungkapkan bahwa IIF menambah keragaman instrumen investasi di Pasar Modal Indonesia. “Dengan penerbitan dua instrumen ini, kami sangat bergembira dapat berpartisipasi dalam memperkaya keberagaman instrumen di Pasar Modal Indonesia, khususnya melalui Bursa Efek Indonesia. Serta turut meningkatkan jumlah instrumen berbasis keberlanjutan atau apa yang sering dikenal dengan Green Instruments,” tuturnya.

|Baca juga: IIF Berencana Terbitkan Obligasi Berkelanjutan Rp3 Triliun

Pada penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023, IIF memainkan peran sebagai katalis yang dapat terlihat dari besarnya jumlah investor ritel yaitu mencapai hampir 65 persen meskipun obligasi ini tidak diidentifikasi secara khusus sebagai Obligasi Ritel. Hal tersebut merupakan cerminan dari upaya IIF selama ini untuk selalu mensosialisasikan konsep pembiayaan infrastruktur berbasis keberlanjutan.

Di sisi lain, Surat Berharga Perpetual yang diterbitkan IIF di tahun 2024 merupakan instrumen tematik yang diterbitkan dengan tujuan utama yaitu memperkuat struktur modal IIF. Dana yang berhasil dihimpun tersebut kemudian akan digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur berkelanjutan yang berlandas prinsip Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) di Indonesia. Surat Berharga Perpetual ini tidak memiliki jangka waktu, namun instrumen ini memiliki opsi tebus atas pelunasan pokok pada tahun ke-5 dan setiap ulang tahun penerbitan sesudahnya.

Lebih lanjut mengenai Surat Berharga yang diterbitkan, instrumen tersebut merupakan sebuah terobosan baru yang ada di Pasar Modal Indonesia, karena instrumen tersebut menjadi yang pertama menggunakan mekanisme penawaran umum di Indonesia. Surat Berharga tersebut juga merupakan instrumen pertama yang mengimplementasikan aturan POJK 11/2018 perihal Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk kepada Pemodal Profesional.

Sementara itu, Pefindo selaku lembaga pemeringkat independen memberikan peringkat idAAA (triple A, stable outlook) untuk Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 serta peringkat idAA (double A, stable outlook) untuk Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 atau dua tingkat di bawah peringkat korporasi (idAAA), yang mencerminkan posisi Surat Berharga Perpetual yang lebih junior, sesuai dengan klasifikasinya sebagai komponen modal inti tambahan dan memiliki karakteristik penangguhan pembayaran imbal bagi hasil.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Insurtech Asal Thailand Akuisisi Lifepal Indonesia
Next Post Solvabilitas Perusahaan Asuransi di China Meroket Jadi 290%, Ini Sebabnya!

Member Login

or