Media Asuransi, GLOBAL – Harga emas dunia turun tipis pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Pelemahan terjadi karena dolar AS dan imbal hasil treasury melonjak dengan investor menunggu komentar dari sejumlah pembicara Federal Reserve minggu ini untuk kejelasan lebih lanjut mengenai arah suku bunga bank sentral.
Mengutip The Business Times, Rabu, 17 Januari 2024, harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi US$2.050,35 per ons pada 02.01 GMT. Sedangkan harga emas berjangka Amerika Serikat naik 0,1 persen menjadi US$2.054,10.
|Baca: Berikut 4 Rekomendasi Saham dan Prediksi Gerak IHSG Hari Ini
Indeks dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam 10 hari, membuat emas batangan kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara imbal hasil obligasi treasury AS bertenor 10 tahun naik mendekati level empat persen. Sedangkan pada akhir pertemuan 30-31 Januari, The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga kebijakannya.
Enam penurunan suku bunga
Para pedagang bertaruh pada enam penurunan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin pada tahun ini. Sekitar tiga dari empat kemungkinan penurunan suku bunga pertama akan terjadi pada Maret, menurut aplikasi probabilitas suku bunga LSEG, IRPR.
Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Sejumlah pejabat Fed akan menyampaikan pidato minggu ini, dengan Gubernur Fed Christopher Waller dijadwalkan menyampaikan pidato mengenai prospek ekonomi di hadapan Brookings Institution.
Di tempat lain, pejabat European Central Bank (ECB) menolak ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga yang cepat pada tahun ini. Sedangkan inflasi grosir Jepang pada Desember tidak berubah dari tahun sebelumnya, melambat selama 12 bulan berturut-turut.
|Baca: Berikut 4 Rekomendasi Saham dan Prediksi Gerak IHSG Hari Ini
Sementara itu, gerakan Houthi di Yaman akan memperluas sasarannya di wilayah Laut Merah dengan mencakup kapal-kapal AS, kata seorang pejabat dari kelompok yang bersekutu dengan Iran. Kemudian ada janji untuk terus melakukan serangan usai AS dan Inggris melakukan serangan terhadap lokasi mereka di Yaman.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News